AFC Cup

Sriwijaya-Persipura dalam Ancaman Sanksi FIFA

Pemain Persipura Jayapura, Boaz Solossa
Sumber :
  • VIVAnews/ Muhamad Solihin

VIVAnews - Nasib persepakbolaan Indonesia di dunia internasional akan segera diputuskan di sidang Executive Comitee FIFA pada 30 Mei 2011. Hasil dari sidang Exco ini akan berpengaruh pada nasib tim nasional Indonesia dan klub-klub yang bertanding di pentas Asia.

Jika Indonesia diputuskan dikenai sanksi maka pupus sudah usaha Tim Merah Putih di segala event. Padahal, event SEA Games akan digelar di Tanah Air pada November nanti.

Israel Berlakukan Keadaan Siaga di Perbatasan Lebanon, Ada Apa?

Dua klub Persipura Jayapura dan Sriwijaya FC juga akan bermain di pentas Asia dalam bayang-bayang sanksi FIFA. Wakil Indonesia ini akan berlaga di pentas 16 besar AFC Cup, lima hari sebelum keputusan FIFA dikeluarkan.

Tim Mutiara Hitam akan bertandang ke markas Song Lam Nghe An di Vinh Stadium, Vietnam. Sedangkan Sriwijaya akan menantang Chonburi di Thailand. Kedua pertandingan ini sama-sama digelar pada 25 Mei 2011.

Berbeda dari pentas Eropa yang kerap melakukan dua leg pertandingan di level 16 besar, AFC Cup hanya menggelar satu leg. Juara grup dari babak penyisihan akan bertindak sebagai tuan rumah dan pemenangnya langsung lolos ke delapan besar.

Jika Persipura dan Sriwijaya bisa menang atas lawan masing-masing, namun lima hari kemudian Indonesia diberi sanksi, maka sia-sia usaha mereka mengibarkan nama Indonesia di pentas Asia.

"Dalam waktu dekat, SFC harus bermain di babak 16 besar AFC, itu membawa nama bangsa. Jika benar FIFA menjatuhkan sanksinya, tentu kekecewaan itu akan dirasakan semua pecinta SFC," tutur Qusoy, ketua korwil Simanis (Singa Mania Indonesia) Beladas, kelompok pecinta Sriwijaya.

Ancaman sanksi ini berakar dari kacaunya PSSI dalam memilih pengurus organisasinya. Kongres PSSI 20 Mei lalu yang sedianya memilih Ketua, Wakil Ketua dan anggota Exco malah berlangsung ricuh.

Resmi, PSSI Perpanjang Kontrak Shin Tae-yong Hingga 2024

Kongres terpaksa dihentikan setelah Kelompok 78 sebagai mayoritas pemilik suara memaksakan agenda mereka, terutama menggugat Komite Normalisasi agar menghadirkan dan mendengar keputusan Komite Banding Pemilihan (KBP). Ujung dari agenda Kelompok 78 menghadirkan KBP yakni untuk meloloskan calon mereka George Toisutta dan Arifin Panigoro. Padahal, Arifin menjadi figur di balik digelarnya Liga Primer Indonesia (LPI) yang dilarang oleh FIFA.

Suasana Kongres semakin panas karena di antara para peserta juga terjadi beda pendapat, bahkan potensial baku hantam. Atas dasar inilah Agum Gumelar sebagai Ketua Sidang dan Ketua Komite Normalisasi menghentikan Kongres PSSI. (one)

PKS Komitmen Bangun Indonesia bersama NasDem dan PKB hingga Sakaratul Maut
Ade Rai di Vindes

10 Makanan Wajib Dihindari Jika Ingin Awet Muda Seperti Ade Rai, Nomor 2 Paling Sulit

Ade Rai yang merupakan seorang binaragawan terkenal, mengungkapkan beberapa jenis makanan yang harus dihindari agar tetap menjaga kebugaran dan kesegaran kulitnya.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024