- yahoosport
VIVAbola - Perlakuan rasisme yang terjadi belakangan ini ternyata tidak berhenti sampai Patrice Evra. Dua pilar Manchester City, Mario Balotelli dan Yaya Toure mengaku mendapat perlakuan rasisme saat ManCity berhadapan dengan FC Porto di leg 1 babak 32 besar Europa League, Jumat, 17 Februari 2012 yang berujung dengan kemenangan 2-1 untuk ManCity.
Balotelli dan Toure mengklaim menjadi sasaran diskriminasi yang datang dari tribun penonton Estadio Do Dragao, markas FC Porto. Belum ada bukti yang bisa menguatkan pernyataan kedua pemain tersebut hingga kini.
Namun, berbicara selepas pertandingan, Yaya meminta semua negara menerapkan aturan yang tegas tentang tindakan rasisme di sepakbola, seperti di Inggris. "Itulah mengapa kami semua ingin seperti di Premier League. Karena hal tersebut tidak terjadi di sana. Mungkin di negara lain, tidak bisa menerima pemain berkulit hitam," sesal Toure dikutip Skysports, Jumat, 17 Februari 2012.
Meski mendapat perlakukan kurang menyenangkan, Yaya mencoba berlapang dada."Saya pikir di masa depan itu tidak akan menjadi masalah. Mereka mungkin akan merubah pola pikirnya dan membuat pertandingan menjadi lebih terbuka," sambung mantan pemain Barcelona itu.
Ia pun menaruh ekspektasi, sepakbola bisa dinikmati semua orang tanpa dirusak oleh insiden rasisme. "Kami ingin semua penggemar datang dan melihat pertandingan dan kami tidak ingin hal seperti ini terjadi lagi."
Di lain pihak, pelatih ManCity, Roberto Mancini mengaku tidak mendengar suara sumbang yang ditujukan kepada dua pemainnya itu. Bahkan, ia sendiri tidak mendapat laporan dari dua pemainnya itu. "Saya tidak mendengar itu. Karena saya sedang berkonsentrasi pada pertandingan. Saya tidak mengetahuinya."
Yaya Toure Akhirnya Menyerah, Minta Agennya Diam
Yaya Toure berusaha untuk berdamai dengan bos ManCity
