Kisah Haru Pahlawan Piala Afrika Kabur dari Kejaran Diktator

Pemain Equatorial Guinea, Javier Balboa
Sumber :
  • REUTERS/Mike Hutchings

VIVA.co.id - Nama Javier Balboa mungkin tidak setenar Cristiano Ronaldo maupun Lionel Messi. Namun, kehadirannya berhasil menyihir tim nasional Equatorial Guinea menjadi salah satu kekuatan besar di Piala Afrika 2015.

Balboa hanyalah pemain dari tim papan tengah Liga Portugal yaitu Estoril Praia. Penampilan pria 30 tahun ini pun tidak istimewa. Hanya menjadi striker cadangan dan lebih sering duduk di bangku cadangan. Total Balboa tampil enam kali dengan catatan gol nol.

Tapi, sosok Balboa berubah 180 derajat dalam beberapa bulan terakhir. Di Equatorial Guinea, namanya jadi pusat perhatian fans, rekan-rekan satu tim, dan pelatihnya. Balboa menjadi sosok inspirasi dan pemimpin tim di Piala Afrika 2015 ini, bahkan seorang pahlawan nasional.

Padahal, sebuah fakta unik terungkap soal masa lalu pemain yang pernah menggantikan David Beckham di Real Madrid tersebut. Balboa sebenarnya baru menginjakan kaki di tanah leluhurnya pada 2007, atau baru sekitar tujuh tahun lalu.

"Saya selalu merasa dicintai sejak pertama kali bermain," ujar Balboa seperti dilansir Eurosport.

Meski baru mengenal kampung halamannya, Balboa selalu menunjukan rasa nasionalisme tinggi. Bernyanyi lagu kebangsaan dengan lantang, dan berkali-kali menunjukan rasa bangga dengan kostum Equatorial Guinea.

Tapi, Balboa lahir dari besar di Spanyol karena keluarganya memiliki masa lalu kelam di Afrika. Saudara kandung kakeknya merupakan Armando Balboa, seorang korban dari diktator Macias Nguema, yang mengeksekusi ribuan orang. Armando dipenjara setelah berencana lakukan kudeta pada tahun 1960-an.

Orangtua Balboa pun akhirnya hengkang ke Spanyol, yang merupakan koloni Equatorial Guinea, karena teror dari sang diktator. "Mereka pergi untuk dapat kehidupan lebih baik, sebenarnya asal bisa hidup," tutur Balboa dalam sebuah wawancara televisi.

"Banyak orang pergi. Itu sangat sulit dan kami harus pergi. Orangtua saya tak suka membicarakan yang terjadi pada saudara kakek saya. Sangat menyedihkan. Saya tak punya kesempatan kembali ke sini (sebelum 2007)," lanjutnya.

Sepakbola menjadi jalan keluar Balboa dan keluarganya. Sempat bermain di akademi Real Madrid dan menembus tim utama pada usia 26 tahun. Rekan satu timnya di Castilla termasuk Alvaro Negredo, Alvaro Arbeloa, dan Javi Garcia.

"Saya sangat gugup," ceritanya. "Melakukan debut (usia 20 tahun pada 2006-06) dengan klub terbaik dunia dan menggantikan David Beckham. Itu momen yang indah akan terus jadi bagian hidupku," tutur Balboa.

Jawaban Pogba Membuat Real Madrid Batal Merekrutnya

Pemain yang biasa berposisi sebagai winger atau gelandang serang itu juga berhasil mencetak gol di Liga Champions pada 2007. Tetapi setelah itu karirnya merosot tajam usai keputusannya hengkang ke Benfica.

Bahkan, Balboa sampai meneteskan air mata setiap menceritakan transfernya tersebut. Hanya tampil 10 kali dalam tiga tahun, Balboa akhirnya terlempar ke tim divisi dua Liga Spanyol sebelum akhirnya bertahan di Beira-Mar dan Estoril.

"Itu adalah masa-masa menyedihkan buat saya di Benfica, dan saya tak mengerti apa yang terjadi," ujar Balboa.

"Menyenangkan untuk bermain di tempat yang Anda sukai, dan sudah jelas saya jatuh cinta di sini," lanjut pemain yang mencetak gol kemenangan atas Tunisia di perempat-final tersebut.

Gol tersebut merupakan satu dari tiga buah yang dicetaknya sepanjang Piala Afrika. "Tak diragukan lagi itu adalah gol terbaik dalam hidup saya, karena artinya buat bangsa ini," imbuh Balboa.

Kehadiran Balboa di Equatorial Guinea juga membuat hangatnya kembali dunia politik negara di kawasan Afrika Tengah tersebut. Presiden, Teodoro Obiang, yang berhasil menggulingkan rezim Macias pada 1979, bahkan memuji habis-habisan sang pahlawan lapangan hijau tersebut.

"Turnamen ini begitu membahagiakan. Seperti yang dibilang presiden (Obiang), kami sudah menjadi pahlawan negara," ucap Balboa sambil tersenyum.

Pelatih Equatorial Guinea, Esteban Becker, pun tak lupa memberikan pujian untuk salah satu anak asuhnya tersebut. "Dia menikmati timnas dan saat bola jatuh ke kakinya, semua berubah jadi magis," tutur sang pelatih menambahkan.

Sayang, usaha tuan rumah untuk lolos ke babak final Piala Afrika akhirnya pupus usai kalah 0-3 dari Ghana pada babak semifinal semalam. Meski perjalanan Equatorial Guinea di Piala Afrika sudah usai, namun cerita heroik Balboa akan terus membahana.

Baca juga:

Pogba Catat Rekor, Ini Daftar 10 Pemain Termahal Dunia

Duo Amerika Latin Barcelona Kian Pengertian

Kenangan Juara Jadi Inspirasi Kostum Anyar Persib


Kisah Toilet dan Sepakbola Ala 'Messi' Indonesia


Lawan Madrid, Sevilla Tunjukkan Sikap 'Berani Mati'
Pemain Real Madrid, Cristiano Ronaldo

Real Madrid Dapat Kabar Gembira dari Ronaldo

Ronaldo sudah kembali berlatih bersama Madrid.

img_title
VIVA.co.id
11 Agustus 2016