Hasil Liga Champions Bukti Arsenal Tak Lagi Tim Elite Eropa

Dinamo Zagreb Hempaskan Arsenal 2-1
Sumber :
  • Reuters/Matthew Childs
VIVA.co.id
5 Klub Sepakbola yang Sering Tampil di Final Liga Champions, Real Madrid Teratas?
- Sepakbola Eropa dinilai merupakan permainan yang sederhana, 22 pemain berlari di lapangan selama 90 menit. Pada akhir pertandingan, tim yang hanya punya klaim sebagai klub besar akan kalah.

Gila, Ini Format Baru Liga Champions!

"Arsenal kalah," tulis
Rangkuman Momen-momen Penting Duel Liverpool Vs Villarreal
Mirror dalam laporannya, Rabu, 30 September 2015. "Ini adalah penampilan yang penuh kekurangan, harapan mereka mencapai babak
knockout
terancam hanya setelah dua pertandingan."


Hasil pertandingan di Grup F menggarisbawahi, telah begitu jauhnya Arsenal dari kelompok tim elite Eropa. Kalah dari Dinamo Zagreb pada pertandingan pertama, dan kembali dipermalukan Olympiacos di kandang.


Sementara Bayern Munich yang menjadi jawara Grup F, mempermainkan Zagreb dengan mencetak lima gol tanpa balas, Rabu dini hari, setelah sebelumnya melumat Olympiacos dengan skor 3-0.


Dua hasil meyakinkan itu, membuat Bayern Munich pantas disebut tim elite Eropa. Sehingga menggelikan, jika Arsenal tetap dianggap sebagai tim elite, dengan dua kekalahan memalukan dari dua tim kecil Eropa.


Satu hal yang menjadi pertanyaan adalah sistem rotasi pemain, yang ingin diterapkan Arsene Wenger. Dia membuat kesalahan dengan memilih David Ospina sebagai kiper, saat melawan Zagreb.


Sekalipun memiliki Petr Cech, salah satu kiper terbaik di dunia, Wenger kembali memilih Ospina untuk melawan Olympiacos. "Kiper tidak banyak bergerak, tidak mungkin Cech kelelahan," kata legenda Manchester United Rio Ferdinand.


Keputusan Wenger merotasi kiper dianggap sebagai hal yang konyol, karena seorang kiper harus memiliki mental yang kuat di pertandingan penting, dan kemampuannya harus terus dikembangkan dengan cara bermain reguler.


Arsenal memiliki banyak pemain muda bertalenta. Pada kondisi terbaik, the Gunners dapat menampilkan permainan luar biasa, yang kadang membuat tuntutan fans agar klub mendatangkan pemain top jadi tidak berdasar.


Theo Walcott dan Alexis Sanchez memperlihatkan kerjasama apik melawan Olympiacos. Namun performa baik mereka di lini depan, tenggelam oleh rapuhnya barisan belakang, termasuk kiper, akibat keputusan buruk manajer dalam seleksi tim.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya