- Reuters/Stefan Wermuth
VIVA.co.id - Arsenal memperpanjang nafas di Liga Champions usai membukukan kemenangan 3-0 atas Dinamo Zagreb dalam matchday 5 Grup F, di Emirates Stadium, Selasa 24 November 2015 atau Rabu dini hari WIB. Di laga ini, Alexis Sanchez menjadi pahlawan kemenangan Arsenal lewat sumbangan 2 golnya.
Manajer Arsenal, Arsene Wenger, mengaku tak sepenuhnya menyukai performa Sanchez di pertandingan dini hari tadi. Pada menit-menit awal, Sanchez kerap melakukan kesalahan.
Ketika sedang mengontrol bola dan hendak melakukan manuver, dia kerap terpeleset. Akhirnya para pemain Zagreb berhasil merebut bola dari penguasaan Arsenal.
(Baca: Misi Sulit Arsenal Lolos dari Lubang Jarum)
Momen ini terulang beberapa kali. Dan Wenger sempat berpikir untuk menggantinya.
Niat The Professor akhirnya batal usai Sanchez memberikan assist kepada Mesut Oezil yang mencetak gol perdana Arsenal di menit 29. Wenger pun semakin yakin Sanchez tak layak diganti karena berhasil mencatatkan namanya di papan skor 4 menit berselang.
Keputusan yang tepat. Bomber asal Chile tersebut kembali membobol gawang Zagreb di menit 69.
"Saya tak menariknya karena istirahat pasti membuat dia lelah. Tapi, sebenarnya saya sempat berpikir menariknya. Akhirnya, saya mengambil keputusan untuk menempatkannya sebagai striker tengah. Dengan begitu, Sanchez bisa menyimpan tenaganya," kata Wenger seperti dilansir Reuters.
Alasan lain Wenger tak menarik Suarez adalah ketersediaan stok striker. Di laga dini hari tadi, Olivier Giroud sempat mengalami masalah pada engkelnya.
Hal ini disebabkan Giroud kelelahan karena sangat sering bermain. "Jadi, saya lebih berpikir mengganti Giroud agar dia bisa bernafas lebih panjang," terang Wenger.
Kemenangan atas Zagreb membuka peluang Arsenal lolos ke babak 16 besar Liga Champions. Syarat lolos Arsenal kali ini adalah menang atas Olympiacos Piraeus di partai pamungkas dengan margin 2 gol. (one)
5 Klub Sepakbola yang Sering Tampil di Final Liga Champions, Real Madrid Teratas?
Liga Champions, turnamen sepakbola paling bergengsi di Eropa, menjadi mimpinya para klub elite
