Widodo, Terbuang Lalu Jadi Kesayangan Bali United

Pelatih Bali United, Widodo Cahyono Putro
Sumber :
  • Twitter/@BaliUtd

VIVA – Tak ada yang menyangka perjalanan Widodo Cahyono Putro di Liga 1 musim 2017 berakhir dengan manis. Sebab, jelang bergulirnya Liga 1, Widodo harus menerima kenyataan pahit karena dipecat manajemen Sriwijaya.

Hasil Liga 1: Bali United Lolos ke Championship Series Usai Tekuk Persebaya Surabaya

25 Maret 2017, manajemen Sriwijaya secara resmi mengambil keputusan untuk memecat Widodo. Keputusan ini diambil karena kinerja Widodo sepanjang Indonesia Soccer Championship dan Piala Presiden dianggap kurang memuaskan.

Kebijakan ini pun diumumkan oleh Presiden Sriwijaya, Dodi Reza Alex Noerdin, lewat akun twitter resminya, @dodireza.

Terpopuler: Sindiran Suporter Bali United, Media Asing Puji Indonesia

"Setelah melakukan serangkaian pembahasan dan evaluasi menyeluruh, maka jajaran manajemen serta tim memutuskan tak memperpanjang kontrak Widodo Cahyono Putro sebagai pelatih kepala SFC dan tim pelatih lainnya pada 30 Maret 2017 ini," tulis Dodi Reza.

Usai dipecat, Widodo mengungkapkan niatnya untuk beristirahat. Dan, tak lama, Sriwijaya menunjuk eks pelatih Persipura Jayapura, Osvaldo Lessa, sebagai pengganti Widodo.

Spanduk Sindiran Suporter Bali United untuk Bhayangkara FC: Degradasi Karma 2017

Waktu berlalu, Widodo menghilang bak ditelan bumi. Kemudian, pada 11 Mei 2017, muncul kabar mengejutkan.

Widodo ditunjuk oleh manajemen Bali United sebagai pelatih anyar, menggantikan Eko Purdjianto, yang bertindak sebagai caretaker usai Hans-Peter Schaller dipecat.

Ketika itu, Widodo cuma waktu selama dua hari efektif untuk menyiapkan tim. Sebab, pada 14 Mei 2017, Bali United harus bentrok dengan Borneo FC di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar.

"Bicara beban, ini adalah pekerjaan saya. Pastinya, saya akan bekerja semaksimal mungkin, untuk memberikan yang terbaik," kata Widodo.

Widodo mampu menunjukkan kecermatannya dalam meramu strategi di laga debutnya. Bali United diantarnya menang dengan skor telak, 3-0. Debut yang begitu manis bagi Widodo.

Tugas berat menanti Widodo berselang tujuh hari. Bali United harus melawat ke Stadion Patriot Candrabhaga, markas Persija Jakarta. Kala itu, Bali United bermain imbang tanpa gol dengan Persija.

Usai melawan Persija, Bali United harus berduel dengan Persib Bandung. Kali ini, kejelian Widodo berbuah manis. Dia mampu mengantakan Persib menang dengan skor 1-0.

Torehan tak terkalahkan Widodo berlanjut kala Bali United mengalahkan Perseru Serui, 4 Juni 2017. Kala itu, Perseru dijungkalkan dengan skor 3-1.

Awal yang baik bagi Widodo, tak terkalahkan di empat laga perdananya bersama Bali United. Perbaikan dalam permainan Bali United begitu terlihat.

Harapan dari publik Bali mulai muncul terhadap Widodo. Namun, harapan tersebut berubah seketika saat Bali United menelan tiga kekalahan beruntun pada 9 Juni hingga 5 Juli 2017. Kala itu, Bali United kalah dari Bhayangkara FC, Arema FC, dan Persiba Balikpapan.

Perubahan kembali dilakukan oleh Widodo demi mendongkrak performa Bali United. Dan, keputusan terbesar Widodo adalah saat merekrut Stefano Lilipaly pada 11 Agustus 2017.

Di awal, Lilipaly memang tak langsung mengambil peran di tim utama. Dia kerap menjadi pelapis dari Marcos Flores.

Baru setelah Flores mengalami cedera, Lilipaly menjadi starter. Bermain sebagai starter, Lilipaly perlahan menemukan ritmenya bersama Bali United. Dia kemudian menjelma menjadi nyawa permainan Bali United.

Bersama Nick van der Velden, Lilipaly menjadi nyawa dalam permainan Bali United. Koneksinya dengan Sylvano Comvalius dan Irfan Bachdim begitu apik. 

Puncaknya terjadi pada 6 November 2017. Lilipaly menjadi pahlawan kemenangan Bali United atas PSM Makassar lewat golnya di masa injury time. Gol ini membawa Bali United memuncaki klasemen sementara Liga 1, sekaligus menyingkirkan PSM menjadi pesaing gelar juara.

Usai kemenangan ini, Bali United tinggal bersaing dengan Bhayangkara dalam perebutan gelar juara. Tapi, dalam perjalanannya, Bali United gagal jadi juara dengan berbagai kontroversi yang menyelimuti. Lebih menyakitkan lagi, Bali United cuma kalah head to head dari Bhayangkara.

Fakta ini membuat Widodo menjadi juara tanpa mahkota untuk kali kedua. Ya, pria 47 tahun tersebut sempat mengalami masalah serupa saat jadi pemain Petrokimia Putra Gresik, 1995 lalu.

Apa pun itu, kinerja Widodo selama 2017 patut diacungi jempol. Sebab, tanpa kecerdasannya, Bali United tak mungkin bisa menjelma menjadi raksasa di sepakbola Indonesia.

"Saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang berjuang menciptakan tim ini menjadi disegani dan profesional di kancah sepakbola dalam negeri maupun internasional," kata Widodo.

Aura Legenda dan Sentuhan Dewasa

Bisa dibilang, Bali United beruntung mendapatkan Widodo. Memang, dia menjadi salah satu pelatih yang memiliki prospek cerah di sepakbola Indonesia.

Tak hanya memiliki kemampuan yang baik dalam meracik taktik dan strategi, Widodo juga memiliki sikap tegas serta dewasa.

Dia mampu meredam segala macam ego deretan bintang di Bali United. Dan, itu sudah terbukti kala Comvalius dan Lilipaly bertengkar.

Ya, kemenangan Bali United atas PSM, 6 November 2017, menyisakan sebuah cerita menarik. Sebelum mencetak gol kemenangan, Lilipaly terlibat perseteruan dengan Comvalius.

Keduanya bertengkar karena perbedaan pendapat. Comvalius merasa jika bola diberikan kepadanya, gol bisa terjadi. Di sisi lain, Lilipaly malah melepaskan sepakan yang akhirnya melambung.

Widodo dengan tenang menangani situasi ini. Dia menegaskan kedua pemain sudah berdamai dan tak memiliki masalah serius.

"Hal wajar dan tak perlu ditanggapi berlebihan. Mereka cuma ingin membuktikan yang terbaik.  Mereka telah membuktikannya dengan gol. Jadi, ketegangan seperti itu di dalam sebuah pertandingan besar hal wajar," jelas Widodo.

Kemampuan Widodo dalam meredam ego pemain sebenarnya juga terpengaruh atas status legenda Timnas Indonesia yang disandang olehnya. Pasti, banyak pemain Bali United yang menghormati pelatih kelahiran Cilacap itu. 

Irfan Bachdim salah satunya. Kerja sama Irfan dengan Widodo sudah terjalin sejak 2010, saat keduanya berada di skuat Timnas era Alfred Riedl. Ketika itu, Widodo masih berstatus asisten pelatih dan Irfan merupakan pemain andalan di lini depan.

Banyak pelajaran yang bisa dipetik Irfan dari sosok Widodo. Dan, kebetulan keduanya merupakan pemain dengan posisi striker.

"Tentu saya sangat senang bisa kembali berkumpul dengan coach Widodo. Saya banyak belajar dari coach Widodo, karena dulu beliau juga seorang penyerang," terang Irfan dilansir situs resmi klub.

Gede Sukadana pun termasuk pemain yang menyanjung Widodo. Dia menilai Widodo merupakan pribadi yang baik.

Tantangan 2018

Punya kecerdasan, kecermatan, dan dukungan materi pemain. Tentu, Widodo punya masa depan cerah bersama Bali United.

Musim 2018 bisa menjadi momentum baginya untuk mengakhiri status "Juara Tanpa Mahkota". Sebab, Widodo sudah dibekali oleh skuat yang mumpuni.

Dia sudah dibekali pemain seperti Lilipaly, Irfan, Ilija Spasojevic, dan Kevin Brands. Tapi, kehadiran Brands justru menjadi PR tersendiri bagi Widodo.

Harus ada formula baru yang diciptakannya di lini tengah. Widodo harus menemukan skema baru dengan kedatangan Brands.

Sebab, dia memiliki gaya main sama dengan Lilipaly. Ada beberapa opsi yang bisa diambil oleh Widodo.

Contohnya adalah menempatkan Lilipaly sebagai gelandang sentral dan menempatkan Brands di belakang striker.

Lilipaly sebenarnya tak asing dengan posisi gelandang sentral. Hanya saja, Widodo harus memberikan pengertian kepadanya agar lebih bersabar dalam membantu serangan.

Kehadiran Brands juga membuat lini tengah Bali United sangat gemuk. Ada sekitar 10 pemain gelandang yang dimiliki Bali United. Tapi, fakta ini tak membuat Widodo risau. Justru, dia merasa diuntungkan dengan banyaknya stok gelandang yang dimiliki.

"Sebenarnya tak gemuk. Dengan begini, saya bisa bebas rotasi pemain," terang Widodo.

Rotasi pemain tampaknya diperlukan Bali United musim depan. Sebab, mereka harus berkiprah di dua kompetisi, Liga 1 dan Liga Champions Asia/AFC Cup.

Pastinya, Widodo harus putar otak meracik skuat sekaligus menjaga kebugaran pemainnya. Jangan sampai, Bali United kehabisan bensin di pertengahan musim akibat kelelahan karena tampil di dua kompetisi.

"Semoga saja kami mampu memberikan hasil yang lebih baik di kompetisi tahun depan," tegas Widodo.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya