Petaka Premier League Bernama Boxing Day

Penyerang Manchester United, Romelu Lukaku, mengalami cedera
Sumber :
  • Reuters/Jason Cairnduff

VIVA – Sudah sepekan lebih masa Boxing Day di ajang Premier League berlalu. Namun, sisa kerasnya sejumlah laga Boxing Day masih terasa. Ya, kerasnya pertandingan di masa liburan Hari Natal membuat beberapa bintang tim-tim besar ambruk lantaran  cedera.

Bikin Quattrick Lawan Everton, Cole Palmer Sejajar Erling Haaland dalam Daftar Top Skor

Badai cedera jadi harga mahal yang harus dibayar beberapa tim papan atas semisal Liverpool, Manchester United, dan Manchester City. 

Dimulai dari Liverpool. Pasukan Juergen Klopp tak terkalahkan dalam kurun waktu sepekan, termasuk di laga Boxing Day. Dimulai dari hasil imbang 3-3 kontra Arsenal, menang besar 5-0 atas Swansea City di masa Boxing Day, dan dua kemenangan lainnya atas Leicester City 2-1, dan menang dengan skor yang sama dalam laga kontra Burnley.

Pemain Chelsea Rebutan Penalti, Mauricio Pochettino: Ini Seperti Anak Kecil Memalukan

Sayang, Liverpool harus kehilangan bintang andalannya, Mohamed Salah. Winger cepat asal Mesir ini tampak pincang saat ditarik dalam laga kontra Burnley di menit 83.

Tak cuma Liverpool yang harus kehilangan pemain andalan. City yang juga tak terkalahkan dalam kurun waktu sepekan, bahkan harus kehilangan tiga pemain andalan sekaligus. Ya, akibat jadwal padat dua bintang The Sky Blues, Gabriel Jesus, Kevin De Bruyne, dan Kyle Walker, juga harus menepi.

Hasil Lengkap: Bayer Leverkusen Juara Bundesliga, Liverpool dan Arsenal Tumbang

Yang tersial adalah MU. Hanya meraih tiga hasil imbang dan satu hasil imbang, armada Setan Merah justru harus kehilangan dua striker sekaligus, Zlatan Ibrahimovic dan Romelu Lukaku. Ibrahimovic mengalami cedera lutut kambuhan. Sementara Lukaku, diterpa cedera saat membela MU berlaga melawan Southampton, 31 Desember 2017 lalu.

Ketakutan Klopp

Cedera yang dialami Salah dalam laga kontra Burnley jelas membuat Klopp khawatir. Sebab, Salah adalah pencetak gol terbanyak bagi Liverpool di ajang Premier League musim ini. Pun saat ia terpincang, eks winger FC Basel, Chelsea, Fiorentina, dan AS Roma inilah yang jadi pahlawan kemenangan The Anfield Gang.

Sejauh ini, Salah sudah mencetak 17 gol di ajang Premier League. Catatan gol pemain berusia 25 tahun ini hanya terpaut satu angka dengan top scorer sementara, Harry Kane. Jika Salah harus menepi, jelas Klopp harus putar otak untuk bisa membuat mesin gol layaknya Salah.

Klopp melihat jelas sang bintang andalan terpincang saat ia memutuskan menggantinya. Dari sini ketakutan mulai tumbuh di benak eks pelatih Borussia Dortmund ini. Klopp mengatakan jika ia tak tahu apa yang terjadi dengan Salah. Tapi menurutnya, pincangnya salah jelas jadi pertanda yang tak baik.

"Saya tak tahu dengan pasti apa masalahnya. Dia pincang dan itu tak pernah jadi pertanda bagus," ujar Klopp dilansir Teamtalk.com, Minggu 31 Desember 2017.

"Kami harus melihat dulu apa masalahnya dan apa yang bisa dia lakukan pada pertandingan selanjutnya," kata manajer kelahiran Stuttgart tersebut.

Jadwal Padat Biang Kerok

Tumbangnya Salah, De Bruyne, Gabriel, Lukaku, dan Ibrahimovic memang tak lepas dari padatnya jadwal Premier League mulai dari Hari Natal hingga Tahun Baru. 

Minimnya waktu istirahat dan tuntutan main maksimal di setiap laga, membuat kondisi para pemain menurun drastis. Akibatnya, cedera pun tak terhindarkan.

Memang, hanya di Inggris kompetisi sepakbola tak libur di masa Natal hingga Tahun Baru. Hal ini yang membuat manajer City, Pep Guardiola, berang. Ditegaskan Guardiola, jika tradisi ini terus dipertahankan maka sama saja setiap manajer akan membunuh pemainnya sendiri.

Eks pelatih Barcelona dan Bayern Munich ini merasa jika jadwal Premier League di akhir tahun bukan hal normal. Sebab, setiap pemain hanya punya waktu sekitar dua sampai tiga hari saja untuk beristirahat. Sementara, para pemain dituntut tampil maksimal di setiap laga.

Oleh sebab itu, Guardiola menyarankan agar semua elemen Premier League mulai dari FA (Federasi Sepakbola Inggris) dan para petinggi klub, harus memikirkan dampak yang terjadi jika tradisi ini dipertahankan.

"Bisa-bisa kami bunuh pemain. Federasi, bos, harus berpikir ulang. Bukan hal yang normal bermain pada 31 Desember, lalu hanya dapat istirahat dua hari," kata Guardiola dilansir Daily Mirror.

"Saya paham pertunjukan harus berjalan terus. Tak ada maksud pula untuk mengganti Boxing Day karena memang ini tradisi menarik. Tapi, jadwalnya tak melindungi pemain. Ingat, ini bukan basket atau tenis. Kalian tak bisa main dua kali dalam tiga hari," ucapnya

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya