Eks Pemain Persela Ungkap Korupsi Sepakbola Indonesia

Eks bek Persela, Kristian Adelmund sedang mencium bendera klub
Sumber :
  • Indonesiansc.com

VIVA – Nama eks pemain Persela Lamongan, Kristian Adelmund, mendadak tenar. Itu setelah Adelmund mengungkapkan sebuah pernyataan yang menyentil kompetisi sepakbola di Indonesia.

Mengerikan, Barito Putera Comeback Hancurkan Persela Lamongan

Adelmund merumput di Indonesia sejak 2011 silam. Kariernya dimulai dari PSIM Yogyakarta. Kemudian, dia memutuskan untuk mundur dari PSIM lantaran gajinya ditunggak.

Usai mundur dari PSIM, Adelmund mendapat tawaran kembali ke Indonesia pada 2012. Persepam Madura memberikan kesempatan kepadanya.

Persik Kediri Hempaskan Persela Lamongan

Tanpa pikir panjang, Adelmund menerimanya. Di sana, dia menjadi salah satu pemain pilar.

Usai membela Persepam, Adelmund merapat ke PSS Sleman pada 2013. Di sinilah Adelmund merasakan gelar juara Divisi Utama di akhir musim.

Prediksi Persik Kediri vs Persela Lamongan, Laga Bertajuk Derby Jatim

Adelmund sebenarnya sempat membela Persela Lamongan. Namun, dia hanya sebentar di sana karena memutuskan mundur, menyusul kondisi kesehatan ayahnya yang memburuk.

Selama hampir empat tahun bermain di Indonesia, Adelmund mendapatkan banyak pengalaman. Salah satunya adalah pengelolaan sepakbola yang buruk di tanah air. 

Menurut Adelmund, memang di Indonesia banyak praktik korupsi dalam sepakbola. Pun, saat dia datang ke Persepam, data Adelmund dipalsukan.

"Mereka mencari pemain nomor 10 dan saya adalah bek tengah. Agen menemani saya dan akhirnya mencapai kata sepakat dengan pelatih. Dia pun mendapatkan persentase dari transfer saya. Tak masalah. Meski jika saya seorang kiper, mereka pasti memperkenalkan saya sebagai gelandang serang," ujar Adelmund dilansir VICE Sports.

"Akhirnya, saya beroperasi di sektor sayap kanan. Secara mengejutkan, skema ini berjalan lancar. Pada pertengahan musim, saya cetak lima gol dan memberikan 10 assist," lanjutnya.

Tampil apik bersama Persepam, Adelmund mengaku mendapatkan perlakuan tak menyenangkan dari manajemen. Secara mengejutkan, pria 30 tahun tersebut ditendang.

"Pelatih mencari pemain baru dan mengambil keuntungan untuk kantongnya. Memang, sepakbola Indonesia sekarang sudah lebih baik, hanya saja korupsi masih jadi masalah di sepakbola Indonesia.

Bukan cuma soal korupsi. Adelmund juga menyatakan ada tindakan anarkis yang kerap dilakukan manajemen klub terhadap perangkat pertandingan. Dia mengaku sempat melihat bos lawan membawa pistol dan masuk ke ruang wasit.

"Sempat beberapa kali saya lihat ada bos lawan, membawa pistol, mencari ruang ganti wasit. Kalian tak usah heran dengan kondisi ini di Indonesia," terang Adelmund.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya