Utang Belum Dilunasi, MU Desak Direksi LIB Mundur

Dua pemain naturalisasi Madura United, Raphael Maitimo dan Greg Nwokolo
Sumber :
  • VIVA.co.id/Rahmat Noto

VIVA – Tunggakan utang PT Liga Indonesia Baru (LIB) musim lalu yang belum terbayar membuat Madura United (MU) meradang. Tim berjuluk Laskar Sapeh Kerab itu meminta jajaran direksi PT LIB mundur karena tak bisa menjalankan tugasnya. 

Hasil Liga 1: Arema FC Vs Bhayangkara FC Imbang, Persita Tumbang

Manajer MU, Haruna Soemitro meminta direksi PT LIB rela mundur karena tidak mampu menjalankan tugasnya memenuhi sejumlah kewajiban musim lalu.  Mulai dana komersial, subsidi hingga share rating televisi. 

"Awal Januari lalu, kami sudah berkirim surat resmi menanyakan kejelasan dana ini. Apapun alasannya, dana sponsor belum cair atau apa saja, yang jelas  direksi PT LIB sudah tidak punya kapabilitas. Seharusnya rela menyerahkan diri daripada tidak ada kejelasan seperti ini," ujarnya. 

Witan Sulaeman Kecewa Sampai Banting Botol

(Baca juga: LIB Masih Utang Rp2 Miliar, Persebaya Capek Nagih)

Klub sebagai pemegang saham, lanjut Haruna bisa saja mencopot jajaran direksi P LIB yang tidak bisa menjalankan tugasnya. Apalagi direksi PT LIB dipiliih oleh anggotanya, yaitu klub peserta kompetisi musim lalu.  

Hujan Gol di Markas Polisi, Bhayangkara FC Hancurkan Madura United

"Kami tidak akan demonstrasi atau mogok, tapi kami menempuh jalur korporasi untuk meminta pertanggungjawaban direksi LIB. Jajaran direksi di sana (LIB) adalah orang yang dipilih anggotanya (klub). Jadi, mereka juga punya tanggung jawab dari program yang dijalankan kepada anggotanya," kata Haruna.

Dijelaskan Haruna, untuk MU, uang yang masih menjadi piutang PT LIB lebih dari Rp2 miliar. Jumlah itu terdiri dari Rp1,5 miliar dana komersial, satu kali subsidi bulanan sekitar Rp600 juta dan jumlah share rating televisi yang jumlahnya berbeda untuk setiap klub.

Akibatnya belum cairnya sejumlah uang ini, Haruna mengaku keuangan Madura United hancur karena rencana anggaran musim depan tidak ada kejelasan.  

"Kalau neraca tim ini sudah cukup bagus. Tapi jujur diakui, macetnya subsidi Liga 1 membuat cash flow kami jadi hancur. Piutang tidak jelas kapan dibayar, "kata Haruna. 

Sebelumnya, Madura United menjamin jika pos gaji anggota tim seperti pemain, pelatih maupun staf ofisial tidak terpengaruh. Namun, menjadi hancur karena  kacaunya sistem yang tercatat dalam anggaran tim.

"Ketika subsidi yang dijanjikan gagal, maka cash flow kita juga ikut gagal. Piutang yang seharusnya masuk pada pos gaji pemain, jadi tidak jelas postingnya. Akhirnya bagaimana? Ya jadi hancur. Pos gaji kami tarik dari posting anggaran tahun ini untuk 2017 kemarin. Sedangkan posting tahun ini juga hancur," keluhnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya