Rap-Rap Bukan Sekadar Gaya Main bagi PSMS Medan

Pertandingan PSMS vs Persija
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anugrah Andriansyah (6/4/2018)

VIVA – Dari 18 klub peserta Liga 1 musim ini, PSMS Medan mungkin jadi satu-satunya tim yang memiliki ciri khas dalam gaya mainnya. Rap-rap adalah gaya main khas PSMS yang sudah terbentuk sejak lama.

Bukan Persib Vs Persija, Inilah Duel El Clasico Indonesia Sesungguhnya

VIVA sebelumnya sudah mengulas seperti apa itu rap-rap. Dalam era sepakbola modern, bisa dikatakan, rap-rap mirip dengan gegenpressing ala Juergen Klopp di Liverpool.

Prinsipnya memang sama, yakni bertumpu pada pressing tinggi saat bertahan. Tak jarang, banyak pihak yang menyebut gaya main PSMS begitu keras, bahkan kasar.

PSMS Medan Tetap All Out Hadapi PSIM Yogyakarta

Tapi, kapten PSMS, Legimin Raharjo, mengungkapkan rap-rap bukanlah gaya main yang kasar. Rap-rap justru memiliki makna mendalam bagi Ayam Kinantan.

"Rap-rap secara positif ada dampaknya. Lewat gaya ini, semangat seluruh pemain bisa meningkat. Para pemain juga bertambah kepercayaan dirinya," kata Legimin kepada VIVA.

PSMS Medan Gagal Promosi ke Liga 1, Begini Kata Legimin Raharjo

Kapten PSMS Medan, Legimin Raharjo

Gaya rap-rap tentu lekat dengan ciri khas para pemain asli dari Sumatera Utara. Memang, sistem ini begitu kental ketika PSMS dijejali talenta asli Sumatera Utara pada era 1980-an.

Terasa cocok, karena memang para pemain Sumatera Utara memiliki karakter yang khas, pekerja keras dan tak takut dalam berduel.

Namun, di masa sekarang, sangat sedikit talenta lokal yang membela PSMS. Tak lebih dari 10 putra daerah yang membela PSMS. Bahkan, yang masuk starting eleven terbilang sangat sedikit, yaitu Abdul Rohim, Firza Andika, Gusti Sandria, dan Legimin.

Lantas apakah gaya rap-rap masih layak digunakan di PSMS era sekarang?

"Saya kira masih cocok. Karena itu tadi, rap-rap merupakan identitas dan bisa memberikan motivasi ke pemain," ujar Legimin.

PSMS Medan saat menghadapi Bali United   di pekan perdana Liga 1.

Kehadiran Djadjang Nurdjaman, disebut Legimin, sebenarnya tak membuat gaya rap-rap hilang dari PSMS. Sebaliknya, dijelaskan pria kelahiran Medan itu, Djadjang memodifikasi gaya main rap-rap menjadi lebih variatif.

"Masih diterapkan, tapi dipadu dengan permainan dari kaki ke kaki. Banyak perubahan yang dibuat beliau saat menukangi PSMS. Ya, seperti yang kita tahu, beliau salah satu pelatih terbaik di Indonesia," jelas Legimin. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya