Ricuh Arema vs Persib, Ratusan Aremania Pingsan

Ricuh laga Arema FC vs Persib Bandung
Sumber :
  • Lucky Aditya (Malang)/VIVA.co.id

VIVA – Laga adu gengsi antara Arema FC kontra Persib Bandung di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada Minggu, 15 April 2018, berakhir ricuh. Memasuki menit 90 Aremania yang tidak puas dengan jalannya pertandingan memasuki lapangan.

Persib Bandung Tetap Waspadai Borneo FC yang Pincang

Aroma ricuh di pertandingan ini terlihat sejak menit 77 setelah penyerang Persib Ezechiel Ndouasel mencetak gol kedua. Aremania yang kecewa mulai mencemooh Arema.

Spanduk protes dipasang, berbagai keputusan semakin membuat Aremania meradang. Mulai membiarkan terjadinya pelanggaran, hingga kartu merah di menit 88 untuk Dedik Setiawan. Aremania pun mulai turun ke lapangan.

Prediksi Pertandingan Liga 1: Persib Bandung vs Borneo FC

Di menit 90 Aremania memasuki lapangan. Bentrok dengan pengamanan lokal atau Match Steward terjadi. Ratusan match steward dipukul mundur oleh Aremania.

Aremania melempari match steward dengan botol dan beberapa benda tumpul saat melihat rekan sesama Aremania diamankan oleh match steward. Akhirnya mereka berlarian berlindung masuk ke ruang official.

Keluar dari Zona Degradasi, Arema FC Fokus Tatap 2 Laga Sisa

Situasi semakin tidak terkendali, match steward mundur, polisi mengambil alih situasi. Aremania terlibat bentrok dengan polisi. Dari berbagai penjuru stadion Aremania merangsek ke depan tribun VIP.

Aremania tidak terkendali menyerang semua pengamanan, match steward dan polisi diserang. Gas air mata ditembakkan ke arah tribun penonton. Ratusan penonton pingsan dan harus mendapat perawatan medis.

Aremania pingsan

"Saya bingung dengan tindakan polisi yang masuk ke lapangan suporter di bawah tapi ditembakkan ke tribun. Saya tidak masuk ke lapangan tidak nyalakan flare tapi terkena gas air mata, saya ada di tribun 12," kata Wiki Satria salah satu Aremania yang menjadi korban.

Wiki mengatakan ia bersama belasan Aremania dari Gondanglegi, Kabupaten Malang, menjadi korban gas air mata. Ia mendapat perawatan di ruang medis bersama ratusan Aremania lainnya.

"Ada belasan suporter teman-teman turun ke bawah polisi nembak gas air matanya ke atas juga ke tribun. Banyak korban didominasi wanita, Aremanita kebanyakan," ujar Wiki Satria.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya