- Lucky Aditya (Malang)/VIVA.co.id
VIVA – Pertandingan antara Arema FC versus Persib Bandung di Stadion Kanjuruhan, Malang, dalam pekan 4 Liga 1, Minggu 15 April 2018, berakhir ricuh. Di injury time, saat wasit Handri Kristanto belum meniupkan peluit panjang, suporter Arema masuk ke lapangan.
Aksi suporter Arema langsung direspons pihak keamanan. Namun, karena kalah jumlah, personel keamanan tak bisa berbuat apa-apa.
Lemparan botol dan benda-benda keras lainnya tak terhindarkan. Akibat kejadian ini, wasit Handri memutuskan untuk menghentikan pertandingan.
Saat itu, laga baru memasuki menit 92. Padahal, injury time yang diberikan adalah tiga menit.
Artinya, masih ada satu menit tersisa dari pertandingan ini. Di situs resmi Liga 1, disebutkan bahwa status laga belum diketahui, apakah ditangguhkan atau selesai dengan hasil imbang 2-2.
Merujuk pada Law of The Game, sebenarnya pertandingan harus diselesaikan hingga injury time.
"Pengumuman terkait masa injury time tak mencerminkan tambahan waktu yang sebenarnya. Di satu momen, injury time bisa bertambah, tapi tak pernah berkurang," begitu pernyataan dalam Law of The Game FIFA yang disetujui IFAB.
Namun, apa yang dilakukan Handri itu benar. Dia melihat pertandingan sudah tak bisa dikendalikan.
Handri pun menggunakan kuasanya. Dan ini sudah diatur pula dalam Law of The Game peraturan 5 bab wasit, terkait kewenangan dan kekuasaan.
"Wasit memiliki kuasa menghentikan, menunda, atau meninggalkan pertandingan karena adanya gangguan atau campur tangan pihak luar dalam bentuk apa pun," begitu peraturan pada bab 5 poin 7.
Jadi, bagaimana hasil pertandingan yang sebenarnya? Mengacu pada Law of The Game pula, hasil pertandingan sebenarnya sudah bisa diambil ketika laga terhenti dan masih menyisakan 5 menit.
Artinya, skor 2-2 saat ricuh laga Arema versus Persib, menjadi hasil akhir pertandingan. Apalagi, di situs resmi Liga 1, perolehan poin kedua klub sudah disertakan dari hasil laga kemarin. (one)
