Pekan Pilu Liga 1: Bonek Tewas Sampai Rusuh Arema Vs Persib

Rusuh laga Arema vs Persib
Sumber :
  • Lucky Aditya (Malang)/VIVA.co.id

VIVA – Liga 1 pekan 4 menyajikan cerita pilu di luar lapangan. Terjadi dua insiden yang merenggut korban jiwa. Tak pelak, ini menjadi pekan pilu bagi LIga 1, kompetisi kasta tertinggi sepakbola Indonesia.

Pesan Widodo Untuk Pemain Arema FC Usai Kalah Dari Rival 

Pertama, korban muncul dari kalangan Bonek. Seorang Bonek yang masih berstatus pelajar, Micko Pratama, tewas. Insiden bermula saat Micko hendak pulang bersama rekan-rekannya usai menonton laga PS Tira versus Persebaya Surabaya di Stadion Sultan Agung, Bantul.

Dalam perjalanan, Micko dan rombongan dicegat puluhan pemuda bersenjata batu dan kayu. Mereka menyerang rombongan yang saat itu menumpang sebuah truk.

1 Poin dari Markas Persib Cukup Membuat Bhayangkara FC Bersyukur

Micko terjatuh. Dalam kondisi tak berdaya, Micko dipukuli, ditendang, dan dilempari batu.

Korban sempat berusaha berdiri dan minta ampun. Tapi, mereka yang mengeroyok Micko tak peduli, dan terus menghajarnya hingga tewas.

Andai Tak Ada Championship Series, Borneo FC Sudah Juara Liga 1 Musim Ini

Almarhum Micko semasa hidup.

Usai bentrokan ini, terjadi lagi insiden memilukan lain. Terjadi ketegangan antara suporter Arema FC dengan pihak keamanan yang merenggut banyak korban.

Sebanyak 212 orang dilarikan ke berbagai rumah sakit di wilayah Malang. Mereka yang jadi korban bentrok itu rata-rata mengalami luka sobek di tubuhnya, patah tulang, dan pingsan akibat menghirup gas air mata.

Dari bentrokan ini, banyak juga Aremania tak bersalah jadi korban. "Kami tak ikut rusuh di bawah. Tapi, gas air mata ditembakkan ke arah penonton yang ada di tribun selatan," kata Wiki Satria, Aremania asal Gondanglegi.

Aremania ricuh serang petugas keamanan. (Lucky Aditya)

Periode pilu, mungkin ini yang pantas disematkan pada pekan 4 Liga 1. Banyak suporter tak bersalah yang jadi korban, semua berawal dari kesalahpahaman.

Sepakbola seharusnya jadi media publik untuk bersuka cita. Jangan jadikan sepakbola sarana untuk berduka. Waktunya dewasa, demi sepakbola Indonesia yang luar biasa. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya