- Lucky Aditya (Malang)/VIVA.co.id
VIVA – Insiden memalukan tersaji dalam duel Arema FC versus Persib Bandung dalam pekan 4 Liga 1, di Stadion Kanjuruhan, Minggu 16 April 2018. Terjadi kerusuhan yang melibatkan suporter Arema dengan pihak keamanan.
Kericuhan bermula saat penonton mulai merangsek masuk ke lapangan di penghujung laga. Saat itu, pertandingan sudah memasuki menit 92.
Aksi Aremania menginvasi lapangan diadang oleh pihak keamanan. Bentrok tak dapat dihindari, hingga akhirnya 212 korban luka harus dilarikan ke rumah sakit.
Penabuh drum Aremania, Sukarno, mengungkapkan apa yang menjadi penyebab pecahnya emosi rekan-rekannya. Menurut Cak No (sapaannya), mereka kecewa dengan performa Arema yang di bawah standar dalam empat laga beruntun.
"Semua bisa analisa permainan Arema selama Liga 1 musim ini seperti apa. Harus ada evaluasi, perkembangan. Suporter jangan dijadikan kambing hitam. Dengan kejadian kemarin, kami turut prihatin," kata Cak No.
Kepemimpinan wasit, disebutkan Cak No, juga menjadi sebab utama. Aremania merasa wasit Handri Kristanto tak memiliki ketegasan saat memimpin laga.
Dan keributan memuncak usai pihak keamanan melakukan tindakan antisipasi yang dianggap terlalu keras oleh Aremania.
"Harusnya keamanan tak menangkap Aremania yang masih di pinggir lapangan. Lalu, ada gas air mata yang ditembakkan ke arah tribun. Itu bikin Aremania marah, karena banyak suporter yang bergelimpangan terkena gas air mata. Itu jelas salah prosedur," tegas Cak No. (one)