Jalani 2 Laga Usiran, Sriwijaya FC Merugi Hingga Rp600 Juta

Perusakan kursi Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring (GSJ) oleh suporter Sriwijaya FC
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

VIVA – Imbas dari perilaku buruk suporter Sriwijaya FC saat pertandingan menjamu Arema FC pada 21 Juli 2018 lalu, menguras kas tim kesayangan mereka. Akibat dari insiden pelemparan kursi itu membuat Laskar Wong Kito harus merugi hingga Rp600 juta lebih.

Rans Cilegon Kubur Mimpi Sriwijaya Lolos ke Liga 1

Manajer Keuangan PT Sriwijaya Optimis Mandiri Robbiomar Razzi mengungkapkan, kerugian yang dialami Sriwijaya FC karena tidak dapat menggunakan Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, dan harus menjalani dua laga usiran di luar Palembang.

Di mana usai insiden pelemparan kursi, skuat Elang Andalas harus menjalani laga kandang di Stadion H Agus Salim Padang, Sumatera Barat, saat menjamu Borneo FC, 29 Juli 2018, dan Madura United, Sabtu 11 Agustus 2018.

Sempat Unggul Cepat, Persiba Dikalahkan Sriwijaya FC

"Dari dua laga kandang usiran ini, total manajemen menelan kerugian sampai Rp600 juta lebih. Pengeluaran paling besar membayar biaya pelaksana pertandingan dan tiket pesawat," ungkap Robbi, Kamis 8 Agustus 2018.

Robbi menjelaskan, untuk biaya panitia pelaksana pertandingan, manajemen Sriwijaya FC harus mengeluarkan uang sebesar Rp140 juta. Semua Panitia pelaksana yang bertugas berasal dari Padang.

Pembagian Grup 8 Besar Liga 2 dan 4 Tim Terdegradasi ke Liga 3

Bukan hanya itu, tiket penerbangan ke Padang saat bertolak dari Palembang jelang laga lawan Borneo FC menghabiskan Rp150 juta. Kerugian yang sama kembali dialami saat Sriwijaya FC harus kembali ke Padang usai melawan Persib Bandung di Bandung.

"Jadi kalau kita total dari dua laga kandang usiran itu, kerugian dari biaya panpel dan biaya tiket penerbangan mencapai Rp580 juta. Masih ada biaya operasional atau konsumsi. Jadi kita perkirakan bisa habiskan Rp600 juta lebih," jelasnya.

Jika pertandingan masih digelar di Palembang biaya untuk panitia pelaksana memang tetap ada, namun masih bisa ditutupi dari penjualan tiket penonton. Bukan hanya itu, manajemen juga tidak perlu mengeluarkan biaya tiket pesawat karena usai menjalani laga tandang tim Sriwijaya FC langsung bertolak ke Palembang.

Bahkan, dari penjualan tiket laga kandang, biasanya masih tersisa dan bisa digunakan untuk membiayai operasional tim saat laga away berikutnya.

"Tapi, karena main di Pandang, penonton yang datang saja tidak banyak. Jadi uang yang didapat juga sedikit. Ya bisa disebut tidak ada pemasukan sama sekali," kata Robbi. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya