- VIVA/Dede Idrus
VIVA – Kekalahan Persib Bandung dari PSMS Medan dalam laga pekan ke-30 Liga 1 dengan skor 0-1 di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Jumat 9 November 2018, menimbulkan polemik. Manajer Maung Bandung, Umuh Muchtar kecewa berat.
Dia menilai wasit Suhardiyanto memimpin jalannya pertandingan dengan tidak adil. Lebih menguntungkan PSMS dalam beberapa keputusan yang dibuatnya.
(Baca juga: Video Wasit Persib Vs PSMS Kabur Menyelamatkan Diri)
Kemarahan Umuh ini disampaikan hingga saat dia berdiri di lorong ruang ganti. Pria yang akrab disapa Wak Haji itu berteriak mengeluarkan keluhan-keluhannya kepada wasit.
Tak cuma itu, Umuh juga mengutarakan kekecewaannya terhadap Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi. Kebetulan mantan Panglima Kostrad itu juga menjadi petinggi PSMS.
"Dulu saya sangat hormat sama Ketua PSSI. Saya sangat bangga. Sekarang saya tidak bangga dengan Edy Rahmyadi," teriak Umuh dengan wajah geram.
Kemarahan Umuh kemudian merembet kepada personal Edy. Di mana dia setelah jadi Ketum PSSI, lalu maju ke pemilihan Gubernur Sumatera Utara dan terpilih.
"Tidak ada perubahan. Jadi Ketua, jadi Gubernur, pindah partai lagi. Udah tidak benar itu. Saya baru marah seperti ini," imbuhnya.
Menilik ke belakang, Umuh merupakan salah satu inisiator terdepan dalam mengajukan nama Edy sebagai Ketum PSSI. Ketika itu, sepakbola Indonesia sedang kacau, usai kepengurusan La Nyala Mattalitti terpilih.
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) mengeluarkan surat keputusan pembekuan terhadap PSSI. Tak berselang lama FIFA juga melakukannya.
Kompetisi pun terhenti. Karena lelah menghadapi situasi seperti itu, beberapa anggota PSSI membentuk Kelompok 85, yang kemudian meminta agar dilakukan Kongres Luar Biasa (KLB) pemilihan Ketum PSSI yang baru.