Rombak Manajemen, Persija Tak Mau Kalah dari Persib dan Bali United

Konferensi pers manajemen baru Persija Jakarta
Sumber :
  • VIVA/Riki Ilham Rafles

VIVA – Persija Jakarta melakukan perombakan dalam jajaran direksi. Langkah ini diambil guna proyeksi jangka panjang yang telah dicanangkan oleh para pemegang saham klub berjuluk Macan Kemayoran.

Hasil Liga 1: Bali United Lolos ke Championship Series Usai Tekuk Persebaya Surabaya

Direktur Utama Persija, Kokoh Afiat akan bekerja sama dengan Ferry Paulus. Yang satu akan fokus pada keuangan dan marketing, yang lain mengurusi kebijakan tim seperti transfer dan kontrak.

(Baca juga: Kokoh Afiat: Joko Driyono Tidak Masuk dalam Struktur Persija)

Terpopuler: Sindiran Suporter Bali United, Media Asing Puji Indonesia

Pemecahan fokus tersebut dilakukan setelah Gede Widiade tidak lagi menjadi Chief Executive Officer (CEO). Padahal sedianya dalam rancangan awal, perombakan tetap menyertakan Gede tapi menjadi Direktur Olahraga.

Kokoh menjelaskan strategi yang akan dikembangkan ke depannya, termasuk nantinya akan membuat lima jajaran direksi. Menurut dia, apa yang dilakukan sekarang tak lebih dari upaya mengelola Persija secara baik.

Spanduk Sindiran Suporter Bali United untuk Bhayangkara FC: Degradasi Karma 2017

Dia mencontohkan bagaimana Persib Bandung dan Bali United yang jajaran direksinya dinamis. Diakui Kokoh, hal itu memberi dampak positif.

"Sepakbola sekarang berkembang jadi sangat ketat. Ada Persib dan Bali United yang sangat dinamis, sangat baik. Kami tim Ibu Kota juga tak mau ketinggalan," kata Kokoh.

(Baca juga: Lapangan Aldiron Bukan Milik Persija, tapi Bisnis Pribadi Gede Widiade)

Tak cuma itu saja langkah Persija. Saat ini mereka sedang menyiapkan rancangan initial public offering (IPO). Targetnya pada Desember 2019 sudah bisa diterapkan.

"Yang pertama, Persija ingin maju dan besar. Yang kedua, Persija ingin transparan. Jadi saat Persija sudah masuk lantai bursa diharapkan transparansi terjadi, dan itu bisa jadi contoh klub Indonesia yang lain," imbuhnya.

Jika sudah berjalan secara transparan, manajemen pun dipaksa untuk bekerja dengan maksimal. Karena pada sistem seperti itu akan ada pengawasan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

"Manajemen juga akan jadi lebih baik karena ada pengawasan dari OJK. Sehingga perusahaan nantinya akan baik dan maju," ujar Kokoh.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya