- Zulfikar
VIVA – Tak seperti Liga 1, kompetisi Liga 2 kerap dipandang sebelah mata oleh sebagian kalangan. Padahal, dari segi atmosfer kompetisi, Liga 2 tak kalah ketat dengan kasta teratas.
Buktinya, dari tahun ke tahun, Liga 2 selalu menyajikan persaingan menarik. Pun, banyak kejutan yang terjadi di kompetisi kasta kedua Indonesia ini.
Ditinjau dari basis massa atau fans, sebenarnya Liga 2 juga cukup besar. Sebab, kebanggaan mereka akan kedaerahan masih cukup kuat.
Sayangnya, fakta-fakta itu belum cukup untuk menarik minat sponsor dalam mendukung penyelenggaraan Liga 2. Sama seperti tahun lalu, Liga 2 2019 juga tak didukung sponsor utama.
Fenomena ini sebenarnya tak cuma terjadi di dua tahun belakangan. Pada penyelenggaraan sebelumnya pun, sempat terjadi hal sama.
"Kami sedang prihatin, klub bersemangat berkompetisi, sementara pendapatan masih cari sana-sini. Namun, yang penting pertandingan berjalan baik dan seremoni pembukaan sebatas formalitas saja," ujar Yunus Nusi, anggota Komite Eksekutif PSSI Bidang Kompetisi.
"Harapan kami, pembukaan Liga 2 bisa meriah. Tapi, kami baru dapat rekomendasi dari BOPI dan kepolisian, sehari sebelum kickoff. Kami juga harus menyesuaikan dengan keadaan seperti ini apalagi PSSI juga tengah menghadapi masalah," lanjutnya.
Liga 2, ditegaskan Yunus, memang sudah seharusnya digelar. Meski tak ada sponsor, kompetisi ini idealnya digelar karena berkaitan dengan piramida kompetisi dan pembinaan pemain yang berkaitan dengan pembentukan Timnas.
"Mudah-mudahan, kami bisa mencapat stabilitas keuangan yang bagus. Sebab, kami dibebani pembiayaan Timnas. Tahun ini, kami biayai lima Timnas. Pemerintah hanya bantu di SEA Games. Senior dan putri, pakai uang kami sendiri," kata Yunus.
