Pengadilan Terakhir Young Guns
VIVAnews - Pelita Jaya akan melakukan cuci gudang. Para pemain yang dinilai tak maksimal di posisi masing-masing akan dilego. Posisinya akan digantikan pemain anyar.
Agar tetap bertahan, para pemain siap mati di lapangan. Melawan PSPS Pekanbaru di Stadion Kaharoedin Nasution, Pekanbaru, Minggu 31 Januari 2010, menjadi pengadilan terakhir skuat Young Guns.
Dari lima legiun asing Pelita, dua di antaranya hampir pasti dicoret, yaitu Edison Fonseca dan Siraj Achmad. Alasannya, ekspatriat tersebut tidak maksimal sebagai striker kedua. Fonseca jauh hari sudah dieliminasi, sedangkan Siraj sampai hari ini masih diberikan tim pelatih kesempatan.
"Ya, melawan PSPS merupakan pengadilan terakhir bagi seluruh pemain. Semoga ancaman tersebut bisa melecut semangat mereka," kata Arjuna Rinaldi, Asisten Pelatih Pelita pada GOSport.
Posisi pemain bertahan Eduardo juga disebutkan belum aman. Pemain asal Brasil ini tidak disertakan dalam tur ke Pekanbaru lantaran sakit.
Lalu, dua pemain asing lainnya, yaitu Yuthazak Konjan dan Esteban masuk dalam kategori aman. Sejumlah pemain lokal yang posisinya rawan yakni Agustiar Batubara, Kerry Yudiono dan I Made Hadi Wirahadi.
Sementara itu, striker Rudy Widodo dan Khusnul Yakin besar kemungkinan akan dipertahankan walau menderita cedera. Rudy sendiri bahkan tidak pernah bermain sepanjang putaran pertama Liga Super Indonesia (ISL) 2009/2010.
"Pencoretan akan memiliki sejumlah aspek. Nilai pemain bukan ditentukan dari satu atau dua pertandingan. Yang pasti, petimbangannya matang," ujarnya.
Pemain Baru
Disebutkan, Redouanne Barkoui sudah resmi memperkuat Pelita pada putaran kedua. Pemain asal Maroko yang sempat bersinar bersama Persib Bandung ini akan dipasangkan dengan Jajang Mulyana.
Mendengar namnya belum aman, Made sangat terobsesi untuk mencetak gol melawan PSPS. "Saya berharap diberikan kesempatan bermain sejak babak awal. Tak peduli tandem dengan siapa," aku Made yang sampai saat ini masih mandul.
Performa Made bersama Pelita tak muncul seperti ketika membela Persita Tangerang, musim lalu. Padahal, jika melihat materi pemain serta kesempatan bermain, sudah sepatutnya pemain asal Bali ini lebih produktif ketimbang di Persita. Bersama Persita, Made mampu memgemas 8 gol.
Lawan PSPS, kubu Pelita begitu berambisi ingin mematahkan rekor tak penah kalah di kandang. "Ya, kami ingin mematahkan reor tak pernah terkalahkan PSPS walau kami harus kehilangan Eduardo," pungkas Arjuna.
Mendengar obsesi tim tamu yang begitu besar ingin meraih kemenangan, Abdul Rachman Gurning bergeming. Ia mengakui materi pemain Pelita setingkat lebih baik dari anak asuhannya secara individu. Namun, unggul teknik, kata Gurning, bukan berarti jaminan tampil sebagai pemenang.
Performa Ade Suhendar dan kawan-kawan, aku Gurning, sedang bagus-bagusnya sehingga tidak ada alasan untuk kalah. Sebagai tuan rumah, PSPS ingin sekali menutup putaran pertama di kandang dengan manis.
"Hanya dengan kemenangan, peringkat kami terdongkrak agar target bertahan di Liga Super bisa terealisasi. Artinya, dengan nilai 25, beban kami di putaran kedua tidak begitu berat," Gurning menambahkan.
PRAKIRAAN FORMASI
PSPS (4-4-2): 65-Fance Harianto; 17-Dedy Gusmawan, 5-Agus Cima, 70-Dedi Sibung, 4-Banaken Bossoken; 11-Ade Suhendra, 18-Cyril Emile, 15-Danil Junadi, 10-Ade Candra; 21-Rusdianto, 88- Isnaini
Pelatih: Abdul Rahman Gurning
PELITA JAYA (4-4-2): 1-Dian Agus; 2-Supardi, 19-Johan Ibo, 4-Jusmadi, 23-M Ridwan; 16-Khusnul Yakin, 14-Yuthazak, 15-Firman Utina, 22-Ardan Aras; 9-I Made Wirahadi, 17-Jajang Mulyana
Pelatih: Fandi Ahmad
Laporan: Daniel Siahaan/GOSport
PDIP Bisa jadi Oposisi, Bantu Pemerintah Mengkoreksi Bukan Saling Berhadapan
Sikap politik PDIP yang saat ini ditunggu-tunggu, apakah memilih menjadi oposisi dari pemerintahan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka, atau ikut masuk di dalamnya.
