Nasib Pemain Liga 1 Putri, Gaji Ditunggak Hampir Setahun

Tira Persikabo Kartini di Liga 1 Putri
Sumber :
  • pssi.org

VIVA – Berjuang guna menyumbangkan prestasi dilakukan dengan maksimal oleh para pemain Tira Persikabo Kartini. Namun, usaha dan kerja keras mereka mengantarkan tim sampai ke babak final, tak dibayar setimpal.

Liga Yooscout x Piala Kartini Sukses Digelar, ASBWI dan CSS Harap Lahirkan Pesepakbola Berbakat

Sejak Liga 1 Putri dihelat PSSI pada Oktober 2019, gaji yang seharusnya mereka dapatkan cuma dibayar sebesar 15 persen. Lantas hingga sekarang sisanya belum lagi dibayar.

Baca juga: Persib Cetak Sejarah Usai Juarai Liga 1 Putri

Daftar Pemain yang Ikut Seleksi Tim U-17 Wanita Indonesia

Kecewa karena cuma mendapatkan janji pelunasan terus-menerus, akhirnya pemain Tira Persikabo Kartini, Jesella Arifya buka suara. Dia menagih sisa haknya yang belum lagi diterima.

"Saya masuk situ (Tira Persikabo Kartini) di bulan 10 (Oktober 2019), terus saya digaji 10 persen dari nilai kontrak. Bulan berikutnya saya dapat 5 persennya. Sampai situ setop," ujar Jesella kepada VIVA.

Industri Sepakbola Makin Menggila, Uang yang Dikeluarkan Capai Ratusan Triliun

Jangan bayangkan gaji pesepakbola wanita Indonesia sama besarnya dengan laki-laki. Untuk kontrak satu musim Liga 1 Putri yang berdurasi tiga bulan, mereka mendapat bayaran hanya sedikit lebih besar dari upah minimum regional (UMR) DKI Jakarta.

Direktur Pengembangan Bisnis Tira Persikabo, Rhendie Arindra mengaku tidak tahu mengenai masalah ini. Karena, sejak awal pembentukan tim, semuanya ditangani oleh Esti Puji Lestari.

"Saya baru dapat informasinya. Dari awal memang Ibu Esti yang pegang tim putri. Saya tidak terlibat sama sekali," kata Rhendie.

Esti merupakan mantan Chief Executive Officer (CEO) Persijap Jepara. Setelah menjual sebagian besar sahamnya di sana, dia bergabung dengan Tira Persikabo dan menjabat sebagai General Manager.

Esti diberi kuasa penuh untuk memimpin Tira Persikabo Kartini. Para pemain pun cuma tahu, dia yang berurusan mengenai gaji dan bonus yang dijanjikan.

"Dia (Esti) pernah bilang, berjuang sendiri. Seakan-akan dia cuma pinjam nama Tira Persikabo. Biar bisa bawa tim wanita," tutur Jesella.

Ketika kompetisi masih berjalan dan gaji belum lagi diterima Jesella, pernah orang tuanya bertanya kepada Esti. Ketika itu jawabannya akan diberikan pada Desember 2019.

Janji tinggal janji. Hingga sekarang, apa yang seharusnya didapatkan Jesella dan kawan-kawan tak kunjung terealisasi. Terakhir kali mereka mendapatkan janji lagi dari Esti pada Juni 2020, dan lagi-lagi belum ditepati.

Mengadu ke NDRC

Jesella dan kawan-kawannya selama ini cuma berkutat dengan komunikasi kepada Esti. Mereka diminta untuk bersabar sampai nanti bisa mendapatkan dana segar.

Tapi, sudah hampir setahun berlalu cuma janji yang mereka dapat, kesabaran pun habis. Langkah lebih serius akan ditempuh, salah satunya mengadu kepada Badan Penyelesaian Sengketa Nasional (NDRC) Indonesia.

Amir Burhanuddin selaku Ketua NDRC Indonesia menyarankan para pemain Tira Persikabo Kartini untuk lebih dulu berkoordinasi dengan Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI). "Konsul saja ke APPI."

Jesella mengatakan, begitu curahan hatinya menjadi viral di sosial media, perwakilan APPI ada yang menghubungi. Mereka meminta agar bukti-bukti tunggakan gaji dikumpulkan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya