Momok Mengerikan yang Hancurkan Karier Pemain Timnas Indonesia

Pemain Timnas Indonesia U-19 rayakan gol.
Sumber :
  • pssi.org

VIVA – Terlepas dari cedera, ada momok mengerikan yang sering menghancurkan karier pemain Timnas Indonesia. Hal itu adalah Star Syndrome atau terlena dengan popularitas dalam perjalanan karier yang masih seumur jangung.

Sebenarnya Shin Tae-yong Ingin Timnas Indonesia U-23 Lawan Jepang, Bukan Korea Selatan

Seharusnya para pemain menggunakan ilmu padi, semakin berisi semakin merunduk. Namun sebaliknya, banyak pemain muda yang meredup ketika memasuki usia emas dalam sapakbola.

Sudah banyak contohnya, Syamsir Alam yang digadang-gadang bakal jadi pemain penting Indonesia justru menghilang begitu saja. 

Ganas, Shin Tae-yong Yakin Timnas Indonesia U-23 Hajar Korea Selatan

Photo :
  • ANTARA FOTO

Bahkan, pernah mencoba peruntungan di sejumlah klub luar negeri dan Tanah Air, Syamsir mengakhiri kariernya di sepakbola dan pindah haluan ke dunia hiburan.

Lawan Korea Selatan, Shin Tae-yong Berani Pertaruhkan Nasionalisme demi Timnas Indonesia U-23

Begitu juga sejumlah pemain Timnas U-19 yang menjuarai Piala AFF U 2013 silam. Beberapa nama yang saat itu menjadi pujaan seperti Maldini Pali, Ravi Murdianto, dan Muchlis Hadi Ning Syaifulloh tak lagi terdengar namanya.

Oleh karena itu, legenda Timnas Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto khawatir para pemain muda Indonesia banyak yang terkena Star Syndrome.

"Musuh pemain muda adalah star syndrome. Mereka sudah dieluh-dieluhkan sejak muda, tetapi itu juga yang akan menghancurkan mereka. Kembali lagi, ini adalah tugas pihak yang terlibat dalam pengembangan usia dini. Para pemain perlu mendapatkan pengetahuan itu," kata Kurniawan di webinar bersama Babe.

Selain itu, mental dan maindset menurut Kurniawan adalah salah satu faktor penting yang dimiliki para pemain muda. Jika tidak, para pemain akan merasa cepat puas.

Photo :
  • Instagram/kurniawanqana/gatotwidakdo

“Mental dan mindset adalah yang utama. Sehebat apapun pemain, apabila tidak punya mindset ingin maju, tak akan bisa melangkah kemana-mana," ucapnya.

"Mindset pemain harus diubah, jika ingin menjadi profesional sejati, harus bisa bermimpi untuk tampil di pentas yang lebih tinggi. Selain itu jam terbang. Banyak pemain yang tidak bisa merumput lebih jauh karena terlalu nyaman di kompetisi domestik," sambungnya.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya