Liga 1 Gagal di 2020, Arema Tunggu Juru Selamat Klub

Latihan Arema FC
Sumber :
  • Viva/Lucky Aditya

VIVA – Arema FC masih menunggu surat resmi dari PSSI dan PT Liga Indonesia terkait nasib Liga 1 yang kabarnya bakal digelar kembali pada Februari 2021 mendatang. Meski PSSI telah mengumumkannya, namun Arema tetap menunggu surat resmi dari PSSI terkait kebijakan tersebut.

Persib Bandung Waspadai Kekuatan Lini Depan MU

Kubu Arema pun tak sungkan melancarkan kritik kepada PSSI yang gagal mendapat izin dari polisi untuk melanjutkan Liga 1 musim 2020. Pun, keputusan menggelar kompetisi lagi di Februari 2021 mendatang, menurut Arema, tak boleh sebatas wacana saja.

Harus ada garansi terkait izin polisi. Sebab, rencana melanjutkan Liga 1 di Februari 2021, tanpa adanya izin polisi akan menjadi percuma.

Gol Menit Akhir PSIS Buyarkan Kemenangan Bhayangkara FC

"Perlu kita kritisi, kompetisi ini tak bisa digelar karena izin polisi tidak ada. Kami berharap, ada garansi dari izin kepolisian," kata Media OFficer Arema, Sudarmaji, Jumat 30 Oktober 2020.

Manajemen Arema juga berharap agar PSSI dan LIB bisa membuat skema penyelamatan nasib klub. Sebab, kegagalan digelarnya Liga 1 musim 2020, berdampak besar pada nasib klub.

Persija Dilanda Kelelahan Jelang Hadapi Tira Persikabo

Banyak dari klub di Indonesia yang mulai kewalahan dengan situasi tak pasti macam ini.

Anggaran operasional dari sektor perekrutan pemain dan pelatih, latihan, serta biaya perjalanan, keluar tanpa adanya hasil. Arema, bahkan harus merekrut pemain dan pelatih baru, demi langkah antisipasi jika satu saat kompetisi kembali dimulai.

Photo :
  • Media Officer Arema FC

"Kami tunggu arahan PSSI dan LIB seperti apa rencana penyelamatan klub. Aktivitas sepakbola selama 10 bulan harus dijalankan klub dan biaya operasional banyak keluar, tanpa ada kepastian kompetisi," terang Sudarmaji.

Pun, diharapkan PSSI dan LIB bisa memberikan perlindungan terhadap nasib pemain, pelatih, dan elemen klub lainnya.

"Kami butuh perlindungan legal. Artinya, kami akan menghadapi situasi di mana harus berkompromi terhadap hukum, terkait kontrak, dengan pemain, sponsor, atau pelatih. Kami pikir itu jadi sangat penting bagi klub agar tak ada masalah kemudian hari," jelas Sudarmaji.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya