- Istimewa
VIVA – Manajer pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong bingung karena tak ada kompetisi sepakbola di negeri ini. Liga 1 dan Liga 2 mati suri sudah sejak Maret 2020 lalu.
Di Saat negara-negara lain memulai musim baru, Indonesia masih saja mengemis surat izin dari pihak kepolisian yang tak tahu dimana rimbanya.
Tae-yong mengatakan, situasi ini sangat menyulitkan kerjanya untuk membentuk Timnas Indonesia U-19, U-23 dan senior menjadi lebih baik lagi.
- ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/foc.
Pasalnya, dia tak bisa memantau pemain-pemain yang memang benar-benar layak masuk dalam skuadnya. Menurutnya, kompetisi itu adalah jantung dari pembinaan sepakbola suatu negara. Dan, Sepakbola Indonesia kini sudah kehilangan jantungnya.
"Kalau tidak ada kompetisi Liga 1 dan Liga 2 bagaimana saya bisa memantau pelaksanaan program yang sudah saya siapkan. Kompetisi merupakan jantung pembinaan, saya bisa saja mengambil pemain baru untuk skuad Timnas U-19, U-23 maupun senior nantinya," kata Tae-yong dalam rilis PSSI.
Tae-yong menjelaskan, dengan adanya kompetisi, para pemain akan mendapatkan atmosfer pertandingan. Berbeda dengan pemusatan yang cuma melakukan latihan serta laga uji coba.
"Tentu saya ingin Liga 1 dan 2 segera bergulir. Hal ini sangat penting karena saya bisa memantau para pemain dan melihat perkembangan mereka," ucap juru taktik asal Korea Selatan itu.
"Karena melalui kompetisi resmi, pemain akan mendapatkan atmosfer pertandingan. Serta ujung sebuah kompetisi itu timnas. Ini beda dengan kalau hanya training camp dan uji coba dengan timnas negara lain atau klub," sambungnya.
- pssi.org
Nasib sepakbola Indonesia akan diputuskan pada rapat Komite Eksekutif (Exco). Namun sebelum itu, operator kompetisi akan menggelar Owner's Meeting pada, Jumat ini 15Januari 2021.
Dalam rapat itu, pihak klub akan dimintai pendapatnya, apakah Liga 1 dan Liga 2 masih perlu dilanjutkan atau tidak. Apapun keinginan klub nantinya akan disampaikan oleh PT LIB ke PSSI.
