Indonesia Tanpa Liga, Beto Goncalves: Tidak Masuk Akal

Striker Timnas Indonesia, Alberto 'Beto' Goncalves rayakan gol ke gawang Vanuatu
Sumber :
  • ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/pras

VIVA – Penyerang klub Liga 2, Indonesia Sriwijaya FC, Alberto Beto Goncalves mengatakan, sangat tidak masuk akal melihat Indonesia tanpa liga sepakbola. Seperti diketahui, kelanjutan liga tidak pasti imbas pandemi COVID-19.

Kecelakaan KA Rajabasa Tabrak Bus dan Timbulkan Korban Jiwa, KAI Soroti Disiplin Lalu Lintas

"Tidak masuk akal kalau negara fanatik sepakbola seperti Indonesia tanpa liga," ujar Beto, Senin 1 Februari 2021. Pencetak 14 gol untuk timnas Indonesia itu pun berharap Liga 1 dan Liga 2 Indonesia musim 2021 dapat segera dimulai.

Selain untuk memberikan hiburan bagi masyarakat Tanah Air, keberadaan liga sejatinya penting untuk kelangsungan hidup para pemain dan orang-orang yang bergantung di dalamnya. Ada dampak besar dari ketidakjelasan liga ini.

Belasan Kali Erupsi di Gunung Api Ile Lewotolok Lembata NTT

"Semoga liga cepat kembali lagi karena kami butuh kerja," kata pesepak bola yang sudah membuat lebih dari 190 gol selama berkarier di Indonesia itu.

Dalam rapat Komite Eksekutif pada 20 Januari 2021 silam, PSSI memutuskan untuk menghentikan Liga 1 dan Liga 2 Indonesia musim 2020 dengan alasan keadaan force majeure akibat pandemi COVID-19.

Bhayangkara FC Resmi Terdegradasi ke Liga 2

PSSI pun menetapkan tidak ada juara meski dua kompetisi tersebut sudah berjalan beberapa pekan pada tahun 2020. Selain tidak ada juara, PSSI juga menetapkan tidak ada klub yang didegradasi dari Liga 1 dan Liga 2 musim 2020.

Oleh karena itulah, semua tim peserta musim 2020 masih menjadi klub yang bersaing di Liga 1 dan Liga 2 musim 2021. Terakhir, PSSI mempersilakan klub untuk mengurus kontrak pemain sesuai dengan aturan di masing-masing tim.

Sebelumnya, keputusan PSSI menunda Kongres Tahunan ke bulan Mei 2021 menjadi perbincangan dalam beberapa hari terakhir. Ini memunculkan rumor jika Liga 1 dan Liga 2 2021 tak bakal dihelat dalam waktu.

Terkait hal ini, Pengamat dari Football Institute, Budi Setiawan menyebut jika mundurnya Kongres PSSI bukan sesuatu yang tabu. Dia menilai, ada hal lain yang perlu dipikirkan oleh federasi sepakbola Indonesia tersebut.

"Mundurnya Kongres PSSI dari bulan Februari ke bulan Mei bukan sesuatu yang tabu. Kita positif thinking saja melihat bahwa ini sebagai bagian dari keseriusan PSSI terhadap persiapan pelaksanaan kompetisi 2021," kata Budi.

Budi menuturkan, PSSI kini perlu strategi khusus agar Liga 1 segera berjalan. Di antaranya adalah meyakinkan aparat kepolisian agar perizinan segera keluar.

"Isunya adalah apakah PSSI punya strategi khusus untuk meyakinkan stakeholder. Misalnya Kemenkes, untuk mendapatkan prioritas vaksin bagi klub pemain dan official liga 1 dan 2, gak perlu beli itu gratis," ucap Budi.

"Stakeholder lain, khususnya dalam hal ini Menpora dan Kepolisian. Proposalnya PSSI ini seperti apa ngotot menggelar kompetisi? Modalnya PSSI apa?" tegasnya. (Ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya