Eks Menpora Malaysia Syed Saddiq Pernah Bikin Marah Suporter Indonesia

Mantan menpora Malaysia, Syed Saddiq bersama suporter beratribut Indonesia
Sumber :
  • Instagram/@syedsaddiq

VIVA – Mantan Menteri Pemuda dan Olah Raga Malaysia (Menpora Malaysia), Syed Saddiq Abdul Rahman didakwa melakukan tindak pidana korupsi atas penyalahgunaan dan penyelewengan dana milik mantan partainya, Partai Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu) sebesar 1 juta Ringgit atau sekitar Rp3,4 miliar.

PSSI Tempuh Jalur Tak Normal Supaya Nathan Tjoe-A-On Bela Timnas U-23 Indonesia di Perempat Final

Pengadilan Kuala Lumpur pada Kamis, 22 Juli 2021, mendakwa Syed Saddiq dengan dua tuduhan pelanggaran pidana kepercayaan.

Dilansir Channel News Asia, untuk dakwaan pertama, Syed Saddiq, yang saat itu menjabat sebagai kepala sayap pemuda Bersatu Armada, dituduh melakukan pelanggaran pidana karena menarik 1 juta Ringgit melalui cek tanpa persetujuan dewan tertinggi Bersatu.

Korea Selatan Dapat Kabar Buruk Jelang Lawan Timnas Indonesia U-23

Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia, Syed Saddiq

Photo :
  • Instagram/@syedsaddiq

Ternyata, Saddiq pernah bermasalah dengan suporter Timnas Indonesia. Hal tersebut terjadi tak lama setelah Indonesia takluk 0-2 dari Timnas Malaysia dalam duel Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia di Stadion Bukit Jalil Malaysia, 19 November 2019.

Media Asing Gak Yakin Timnas Indonesia Rebut Tiket Olimpiade Paris 2024: Mereka Tak Diunggulkan

Sebelum pertandingan berlangsung, sempat terjadi pengeroyokan yang dilakukan suporter Malaysia terhadap suporter Indonesia di Bukit Bintang. Video pengeroyokan pun viral.

Namun, bukannya meminta maaf Syed Saddiq justru mengatakan jika video tersebut hoaks. Hal ini memicu kemarahan dari suporter Indonesia.

"Kepada rekan-rekan di Indonesia, tolong jangan percaya hoax, berita palsu, fitnah. Yang mengatakan ada suporter Indonesia yang dipukul dan ada penusukan yang dilakukan pendukung Malaysia," ujar Syed Saddiq, Jumat 22 November 2019 malam WIB.

"Saya sendiri sudah membuat laporan polisi dan menghubungi polisi Malaysia yang berkomunikasi dengan polisi Indonesia. Bahwa video itu adalah hoax, fitnah, dan tidak betul. Video itu tidak ada hubungannya dengan sepakbola Malaysia dengan Indonesia," imbuhnya.

Korban Pengeroyokan Berang
Salah satu korban pengeroyokan, Yovan mengaku berang dengan pernyataan dari Menpora Malaysia. Tak ingin kejadian yang dialaminya dikatakan hoaks, Yovan pun akhirnya angkat bicara. Di video tersebut jelas terlihat bagaimana luka-luka di wajahnya akibat dari tendangan dan pukulan pendukung Malaysia.

"Setelah mendengar pernyataan Menpora Malaysia saya sangat merasa sedih dan merasa kasihan. Karena sekelas menteri bisa mengeluarkan statement seperti itu," kata Yovan.

"Ini saya Yovan, salah satu korban yang ada di Bukit Bintang malam itu. Yang videonya kawan-kawan lihat dan tersebar. Saya ingin klarifikasi yang di video itu benar, dan tidak hoax sama sekali," imbunya.

"Ini adalah buktinya (sambil memperlihatkan luka di hidung), Anda lihat ini. Ini adalah bukti kebiadapan suporter Malaysia malam itu. Dan ini nyata, asli, tidak hoax sama sekali. Jadi kalau Anda bilang saya atau Indonesia menyebar hoax, itu salah."

Setelah didesak sana-sini, Saddiq pun menyerah. Dia akhirnya mengunggah video permohonan maaf, meski dianggap sudah terlambat,

"Saya memohon maaf kepada rekan-rekan serumpun di Indonesia. Saya memohon maaf atas tragedi yang terjadi beberapa waktu lalu," ucap Saddiq, Sabtu 23 November 2019.

"Kami telah mendapatkan laporan bahwa kasus pemukulan itu tidak terjadi di Bukit Jalil atau saat pertandingan berlangsung, tapi terjadi 20 km dari Stadion Bukit Jalil pada pukul 03.00 pagi. Kami belum tahu kasus tersebut apakah berhubungan dengan sepakbola," sambungnya.

Syed Saddiq juga berhadap korban dugaan pengeroyokan segera membantu kepolisian untuk penyelidikan. Ia pun berjanji akan menyeleseikan polemik hingga tuntas.

"Kasus ini melibatkan satu warga negara Indonesia. Kami memohon korban yang dipukul bisa tampil untuk membantu penyelesaian kasus ini. Kami memastikan keadilan berlaku baik untuk warga Malaysia dan Indonesia karena ini adalah tanggung jawab kami bersama," ujar Saddiq

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya