Dear Presiden Jokowi, Ada Surat dari Pemain Liga 1

Presiden Jokowi dan Gubernur DKI, Anies Baswedan di Final Piala Presiden
Sumber :
  • Instagram Anies Baswedan

VIVA – Perwakilan pemain dari klub Liga 1 yang tergabung dalam Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) mengirimkan Surat terbuka kepada Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.

Tony Blair Ucapkan Selamat ke Prabowo Usai Menang Pilpres: Fantastis!

Dalam surat yang ditandatangani Presiden APPI, Firman Utina, dan Wakil Presiden APPI, Andritany Ardhiyasa, serta perwakilan pemain itu, berisi keluh kesah mereka akibat tak ada kompetisi.

Akibat pandemi virus COVID-19, sudah 16 bulan para pemain, pelatih, wasit, dan oficial mengalami kesulitan. Mereka bertahan menjalani kehidupan meski pemasukan perbulan jauh berkurang.

Tim Cook Puts Investment to Build Apple Developer Academy in Indonesia

"Kami menyampaikan kegelisahan Selama 16 bulan ini dikarenakan tidak adanya kompetisi sepakbola, sebuah penghidupan bagi kami karena bermain sepakbola bukan hanya sekadar hobi yang dibayar, namun merupakan sebuah profesi yang memberikan kehidupan," tulis APPI dalam suratnya.

APPI berharap kompetisi segera bergulir, dan para pemain memastikan sudah siap kembali bertanding dengan protokol kesehatan yang ketat. 

Pergerakan Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Menhub Budi Beberkan Catatan dari Jokowi

"Kami memang sangat ingin kompetisi bisa berjalan kembali. Namun, tetap dengan mengutamakan keselamatan, sehingga kami siap untuk menyukseskan agenda kampanye pemerintah untuk penyelesaian pandemi," ujar APPI.

"Dengan kapasitas jejaring pesona yang kami miliki dapat dimanfaatkan untuk mendukung program pemerintah ke seluruh pelosok tanah air," sambung APPI.


Berikut bunyi surat terbuka APPI untuk Presiden Jokowi

Jakarta, 28 Juli 2021

Yang Terhormat, Presiden Republik Indonesia,Bapak Ir. H. Joko Widodo

Kami di sini mendoakan agar Bapak dalam kondisi sehat walafiat serta selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa.

Bapak Presiden yang kami hormati, izinkan kami, para pesepak bola profesional Indonesia menyampaikan kegelisahan kami selama 16 bulan ini dikarenakan tidak adanya kompetisi sepak bola, sebuah penghidupan bagi kami karena bermain sepak bola bukan hanya sekadar hobi yang dibayar, namun merupakan sebuah profesi yang memberikan kehidupan.

Bapak Presiden yang kami hormati, sepak bola di negara ini merupakan olahraga dengan fanatisme yang tinggi, hiburan bagi masyarakat, dan kadang kala menjadi pemersatu bangsa saat sebagian dari kami sedang menggunakan lambang garuda di dada.

Bapak Presiden yang kami hormati, mungkin Bapak mendengar dan melihat tagar #KamiSiapMain dan #PesepakbolaBersatu di media sosial beberapa hari kemarin, tagar tersebut inisiasi kami, sebagai bentuk suara kami yang memang apa adanya. Dulu tagar #PesepakbolaBersatu kami buat pada tahun 2012 sebagai gerakan solidaritas akan permasalahan tunggakan gaji yang dialami hampir seluruh pesepak bola Indonesia. Kini tagar tersebut kami gunakan kembali sebagai gerakan bersama untuk menyatakan kami pesepak bola Indonesia siap untuk bermain sepak bola lagi.

Bapak Presiden yang kami hormati, profesi pesepak bola dianggap sebagai profesi dengan penghasilan besar, penuh kemewahan, dan ketenaran. Anggapan itulah membuat kami dianggap mampu yang jauh dari bantuan-bantuan yang pemerintah berikan. Namun, Bapak Presiden yang kami hormati, apa artinya jika 16 bulan ini tidak ada penghasilan terlebih pemain-pemain kami yang berada di Liga 2, pemotongan gaji dengan besaran fantastis, pemutusan kontrak sepihak, serta belum ada klub yang mau mengontrak kami karena status kompetisi yang masih belum jelas.

Bapak Presiden, profesi pesepak bola adalah profesi yang cukup berbeda dengan lainnya. Kami tidak memiliki jangka waktu karier yang panjang, banyak dari kami yang hanya memiliki panjang karier 10 tahun. Syukur ada yang bisa sampai 15 tahun maka ketiadaan 2 tahun kompetisi sangat memprihatinkan bagi kami.

Bapak Presiden yang kami hormati, sesungguhnya adanya kompetisi selain memberikan kehidupan bagi kami juga memberikan hiburan bagi masyarakat. Apalagi sejalan dengan himbauan Pemerintah untuk tetap di rumah bagi masyarakat yang tidak memiliki kepentingan mendesak keluar rumah.

Bapak Presiden yang kami hormati, kini mayoritas dari kami sudah vaksin, kami juga akan taat dengan protokol kesehatan. Jika memang protokol kesehatan yang ada belum dianggap cukup untuk dijalankan, kami siap untuk diarahkan dengan protokol kesehatan sebagaimana mestinya, jika perlu ditempatkan Satgas saat kompetisi berlangsung untuk menjaga protokol kesehatan agar berjalan dengan benar. Kami juga siap untuk diajak terlibat dalam penyusunan ataupun diskusi dalam pembuatan aturan kesehatan.

Bapak Presiden yang kami hormati, kami memang sangat ingin kompetisi bisa berjalan kembali. Namun, tetap dengan mengutamakan keselamatan, sehingga kami siap untuk menyukseskan agenda kampanye pemerintah untuk penyelesaian pandemi. Dengan kapasitas jejaring pesona yang kami miliki dapat dimanfaatkan untuk mendukung program pemerintah ke seluruh pelosok tanah air.

Bapak Presiden yang kami dirindukan aksinya menendang kick-off pembukaan liga, kami juga menitipkan suara tidak hanya dari ribuan rekan-rekan seprofesi kami baik yang berada di Liga 1 maupun Liga 2, namun juga para tim pelatih, ofisial tim, serta para wasit yang juga memiliki penghidupan dari kompetisi.

Demikian Surat terbuka kami untuk Bapak Presiden. Semoga Bapak Presiden berkenan membaca serta mendengarkan aspirasi kami. Terima kasih Bapak Presiden.

Dari kami, Pesepak Bola Indonesia.


 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya