Bupati Banjarnegara, 'Bintang' Antimafia Bola yang Kini Tersangka KPK

Bupati Banjarnegara, Budhi Sarwono
Sumber :
  • Instagram @kabupatenbanjarnegara

VIVA – Bupati Banjarnegara, Budhi Sarwono resmi menyandang status tersangka dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dia diduga menerima komitmen fee dalam beberapa proyek insfrastruktur pada tahun 2017-2018.

Ada Sosok Mencurigakan saat Pertandingan Persik Vs Bhayangkara FC

Total ada yang diperkirakan telah didapat Budhi mencapai Rp2,1 miliar. KPK pun langsung mencokoknya begitu memiliki sejumlah bukti kuat.

"Diduga BS telah menerima komitmen "fee" atas berbagai pekerjaan proyek infrastruktur di Kabupaten Banjarnegara kurang lebih senilai Rp2,1 miliar," kata Ketua KPK Firli Bahuri saat jumpa pers di Gedung KPK, Jakarta, Jumat 3 September 2021.

8 Pebulutangkis Indonesia Kena Sanksi Berat BWF, Ada yang Dihukum Seumur Hidup

Nama Budhi tidaklah asing di telinga penggemar sepakbola Indonesia. Karena pada medio 2018, dia sangat lekat dengan Satgas Antimafia Bola bentuk Kepolisian Republik Indonesia.

Budhi bersama anaknya yang kini duduk sebagai anggota DPR RI, Lasmi Indaryani menjadi whistleblower untuk membongkar kasus pengaturan skor. Mereka mengaku menjadi korban iming-iming sejumlah pihak yang berjanji membantu Persibara Banjarnegara promosi ke Liga 2.

Terpopuler: Timnas Indonesia Digasak Bahrain 0-10, Vietnam Diguncang Skandal Pengaturan Skor

Tapi apa yang dijanjikan tersebut tak jadi kenyataan. Akhirnya Budhi meminta Lasmi untuk mengadukan perihal ini ke aparat kepolisian sampai terbentuk Satgas Antimafia Bola.

Dalam beberapa kesempatan, Budhi dan Lasmi tampil sebagai narasumber di media massa. Keduanya secara blak-blakan bercerita perihal pengaturan skor di Indonesia.

Dari hasil penyelidikan polisi, akhir dari kasus mafia bola menjerat enam orang sebagai tersangka. Mulai dari pengurus Asosiasi Provinsi PSSI, sampai ke tingkat pusat.

Ketika ditanya mengenai alasan mau menyetor sejumlah uang demi Persibara promosi ke Liga 2, Lasmi menjawab karena motif politik. Ketika itu sang ayah sebagai Bupati Banjarnegara ingin menyenangkan masyarakat.

"Yang saya rasakan itu, ayah saya bupati Banjarnegara. Saat itu beliau baru dilantik dan ada desakan dari masyarakat yang ingin Banjarnegara naik kasta, karena kabupaten-kabupaten tetangga kami itu banyak yang sudah naik kasta, tinggal kami yang belum," ujar Lasmi kepada wartawan.

"Kami hanya ingin menyenangkan hati masyarakat Banjarnegara. Dan waktu itu saya meminta petunjuk kepada ketua Asprov Jateng dan akhirnya dikenalkan kepada Mr P (Priyanto) dan akhirnya dikenalkan kepada Mrs T (Artika)," imbuhnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya