- ligaindonesiabaru
VIVA – Liga 2 2021/2022 akhirnya bergulir juga. Ini menandakan sepakbola Indonesia "berhasil" mengakali utang gaji pemain. Padahal, ada beberapa klub yang mendapatkan sanksi akibat belum bisa membayarkan utangnya kepada para pemain.
Berhasil dalam tanda kutip itu sejatinya bukanlah sebuah prestasi bagus. Karena berbicara profesionalisme, sejatinya kompetisi itu dijalankan ketika semua masalah yang membelit sudah beres.
Namun, PSSI menemukan cara agar kompetisi bisa tetap berjalan, meski ada klub yang masih belum melunasi utang gajinya kepada pemain di musim lalu. Klub diberi kesempatan untuk membayar gaji melalui subsidi dari PT Liga Indonesia Baru (LIB) musim ini.
Mengutip siaran pers dari Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI), setidaknya ada tiga klub yang belum melunasi utang gaji kepada pemain. Mereka adalah PSKC Cimahi, Persijap Jepara, dan Persekat Kabupaten Tegal.
Jika merujuk keputusan dari National Dispute Resolution Chamber (NDRC), ketiga klub tersebut sedang dijatuhi sanksi larangan mendaftarkan pemain dalam tiga periode. Keputusan NDRC itu memiliki kekuatan hukum dan seharusnya menjadi syarat utama dalam verifikasi keikutsertaan klub di Liga 2 2021/2022.
APPI yang menjadi wakil para pemain dalam urusan advokasi hal ini kemudian melakukan korespodensi dengan PSSI. Dalam kesempatan itu, otoritas tertinggi sepakbola Indonesia memastikan klub yang memiliki utang itu akan melakukan pelunasan.
"PSSI akan menjamin pembayaran tunggakan melalui pemotongan subsidi dari PT Liga Indonesia Baru, selaku Operator dari kompetisi Liga 2 2021/2022," demikian dikutip dari laman resmi APPI.
Meski PSSI memberi jaminan semuanya akan lunas, tapi praktik ini sejatinya mengangkangi keputusan NDRC, lembaga yang dibentuk oleh FIFA. Dan Indonesia dipercaya sebagai pilot project untuk mengembangkannya.
Ketika NDRC Indonesia dibentuk, Saverio Paolo Spera selaku Legal Counsel and Player Status FIFA turut hadir/ Dia berbicara di depan seluruh anggota PSSI terkait dengan tujuan ini.
Salah satu alasan FIFA membentuk NDRC adalah menjadi wadah bagi sengketa dalam sepakbola. Sehingga nantinya segala masalah bisa diselesaikan secara efisien, fleksibel, dan prosesnya lebih singkat ketimbang pengadilan umum.