PSIS Soroti Online Abuse Yang Menyerang Pemain Selama Liga 1

Pertandingan PSS Sleman vs PSIS Semarang
Sumber :
  • instagram.com/pssleman

VIVA – Komisaris PSIS Semarang, Junianto mengungkapkan, online abuse atau kekerasan di dunia maya bisa menimpa siapa pun di era digital termasuk ke PSIS. Menurutnya, kejadian online abuse yang menyerang personal pemain, ofisial, atau siapa pun itu, selama ini dibiarkan berulang dan dianggap sebagai sebuah hal yang cukup wajar.

Polemik Masa Lalu, Kiper Timnas Indonesia Minta Maaf ke Shin Tae-yong

Ia meminta kepada warganet untuk dapat mengontrol kritikan atau komentar.  Junianto juga menyoroti tindakan online abuse yang marak terjadi di tengah berjalannya kompetisi Liga 1 2021/2022.

"Sebuah kritikan atau masukan saat PSIS tengah under perform memang hal yang cukup wajar mengingat itu merupakan sebuah gambaran rasa sayang dari fans, namun lontaran-lontaran yang kurang sedap dan terus dilakukan berulang-ulang.

Malut United Promosi ke Liga 1, Tuah Rifal Lastori Berlanjut

“Saya setuju kritik atau istilah jawanya maido, sebagai checks and balance. Tapi kalau sampai keterlaluan dan bahkan mempengaruhi psikologi atlet atau pemain bisa dianggap sebagai sebuah kejahatan di dunia maya atau istilahnya online abuse, itu saya sangat tidak setuju,” tegas Junianto di Kamis 20 Januari 2022.

Tindakan online abuse, lanjutnya, jangan sampai jadi hal yang diwajarkan. “Kritik atau maido bisa dengan hal yang membangun. Support atau dukungan dari suporter itu sangat dibutuhkan oleh pemain,” kata Junianto.

Bekuk PSIS Semarang, Bali United Tembus Posisi Tembus 3 Liga 1

Ia kemudian memberi contoh, ada beberapa atlet bulutangkis di Indonesia yang menjadi dampak online abuse karena performanya turun dan menyerang hingga ke bentuk tubuh sang atlet.

"Warganet menyerang bentuk tubuh, menyerang melalui kata-kata tidak pantas kepada atlet. Itu hal yang tidak benar,” tegasnya lagi.

Laporan: Teguh Joko Sutrisno

 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya