PSSI Sudah Sosialisasi Aturan FIFA soal Gas Air Mata ke Polisi, tapi..

Kericuhan di Stadion Kanjuruhan Malang, Arema vs Persebaya
Sumber :
  • (Foto AP/Yudha Prabowo)

VIVA Bola  Tragedi Kanjuruhan menjadi kericuhan pertandingan sepakbola yang terburuk dalam sejarah Indonesia. Insiden memiluykan ini bermula saat sejumlah suporter Arema FC turun ke lapangan untuk mengungkapkan kekecewaan usai melawan Persebaya Surabaya, pada Sabtu 1 Oktober 2022.

Selain Perpanjangan Kontrak, Erick Thohir Ungkap Perbincangan dengan Shin Tae-yong di Qatar

Dalam laga tersebut, Arema FC kalah dengan skor 2-3. Sayangnya, luapan kekecewaan suporter Singo Edan itu mendapat perlawanan dari pihak keamanan yang kemudian melepaskan tembakan gas air mata.

Kerusuhan Stadion Kanjuruhan

Photo :
  • Twitter
PSSI Buka Suara soal Nilai Kontrak Shin Tae-yong di Timnas Indonesia hingga 2027

Penonton yang berada di tribun panik dan berusaha menyelamatkan diri. Sebagian dari mereka mengalami sesak nafas dan terinjak-injak saat berdesakan sehingga menelan korban jiwa meninggal dunia dan luka-lukan mencapai ratusan orang.

Banyak kalangan yang kemudian menyoroti keputusan polisi melepas gas air mata ke arah suporter. Pasalnya, menurut regulasi FIFA dalam standar pengamanan kerusuhan, gas air mata jelas-jelas dilarang.

Kata PSSI Usai Perpanjang Kontrak Shin Tae-yong

Menanggapi hal ini, ketua komite wasit PSSI, Ahmad Riyadh, mengatakan dalam konferensi di Malang, pada Selasa 4 Oktober 2022, bahwa induk organisasi sepakbola tertinggi di Indonesia itu sudah menyosialisasikan mengenai hal kepada kepolisian.

Akan tetapi, sambung Riyadh, polisi sebagai petugas keamanan memiliki prosedur operasional standar (SOP) sendiri dalam penanganan kerumunan.

"Sosialisasi itu sudah, cuma polisi menganggap mereka punya SOP untuk (membubarkan) kerumunan," kata Riyadh.

Riyadh tidak membahas terlalu jauh prosedur penggunaan gas air mata oleh polisi. Namun, dia berharap, FIFA bisa melihat bahwa kelalaian yang menyebabkan terjadinya tragedi Kanjuruhan, hanyalah ulah oknum tertentu dan bukan sistematis.

"Ini bukan kebijakan pemerintah, tapi hanya ulah oknum jadi bukan kelalaian pemerintah. Semoga FIFA bisa melihat ini. Saat ini, Mabes Polri juga sudah langsung turun tangan," ucap Riyadh.

FIFA dan AFC akan Berkunjung ke Indonesia

Tragedi Kanjuruhan: FIFA Kibarkan Bendera Setengah Tiang

Photo :
  • FIFA

Sementara itu, dua otoritas sepakbola internasional, yakni FIFA dan AFC bakal berkunjung ke Indonesia untuk mengetahui lebih jelas bagaimana tragedi Kanjuruhan bisa terjadi.

"AFC dan FIFA akan ada kunjungan, semoga AFC dan FIFA mendukung langkah-langkah yang sudah dilakukan dan PSSI sudah terus berkoordinasi," ujar Riyadh tanpa memberi tahu kapan kedua perwakilan dari dua organisasi tersebut akan datang ke Indonesia.

Diharapkan Riyadh, FIFA dan AFC bisa melihat bahwa peristiwa yang menelan sedikitnya korban 125 orang tersebut hanyalah ulah oknum saja.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya