Saksi Mata Tragedi Kanjuruhan: Brimob Tolak Bantu Korban Perempuan

Kericuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang
Sumber :
  • Lucky Aditya/VIVA

VIVA Bola – Salah seorang saksi mata tragedi Kanjuruhan berinisial U memberi keterangan dalam konferensi pers Koalisi Masyrakat Sipil untuk Reformasi Sektor Kemanan, kemarin. Sengaja identitasnya disembunyikan demi keamanan.

U merupakan Aremania yang mendapat tugas untuk membantu keamanan ketika pertandingan Arema FC vs Persebaya dalam pekan ke-11 Liga 1 2022/2023 pada Sabtu malam WIB 1 Oktober 2022.

Usai pertandingan tersebut, terjadi insiden yang menyebabkan 131 nyawa melayang. Mereka meninggal dunia akibat gas air mata yang ditembakan oleh aparat kepolisian ke arah tribun penonton.

Saat insiden itu terjadi, U berada di tribun VIP. Dia bisa melihat ke sekeliling Stadion Kanjuruhan dengan menyeluruh. Termasuk ketika aparat kepolisian melepaskan tembakan gas air mata ke arah tribun.

Tragedi Kanjuruhan Malang (Foto/VIVA.co.id)

Photo :
  • vstory

"Saya lihat dengan mata dan kepala saya sendiri. Tribun VIP, saya di posisi pintu masuk tengah. Gerakan dari berbagai penjuru sangat jelas," cerita U.

U dengan yakin mengatakan, tewasnya ratusan orang ini disebabkan oleh aparat Brimob yang tidak bisa menahan diri. Mereka merespons beberapa orang Aremania yang masuk ke dalam lapangan untuk menyambangi pemain dengan cara yang brutal.

Pasca kerusuhan Stadion Kanjuruhan

Photo :
  • (AP Photo/Dicky Bisinglasi)

U menceritakan, penembakan gas air mata yang pertama diarahkan ke utara Stadion Kanjuruhan. Tiga tembakan tersebut, diakui U masih diarahkan ke sentelban.

Kemudian ada tembakan gas air mata lagi yang diarahkan ke sisi selatan Stadion Kanjuruhan. Memang diakui U, ada beberapa suporter dari sana yang turun dari tribun ke lapangan.

"Di arah selatan itu ditembakannya bukan cuma ke sentelban, seperti yang di utara. Tapi yang selatan lain, begitu ditembakan diarahkan ke tribun penonton."

Dari sana banyak korban berjatuhan. Yang pertama saya lihat ada dua orang pria menggotong seorang perempuan. Mereka menghampiri Brimob yang berjaga untuk meminta pertolongan, tapi kemudian ditolak dan malahan didorong dengan tameng.

Lalu ada lagi datang dari arah tribun selatan yang membopong seorang perempuan dengan tujuan sama, yakni evakuasi dan minta pertolongan ke arah mobil polisi. Tapi perlakuan yang diterima sama.

Momen seperti itu kembali terjadi. Tapi yang ketiga ini, menurut U ada perlawanan dari suporter. Mereka marah karena Brimob menolak permohonan untuk memberi bantuan.

Pasca kerusuhan Stadion Kanjuruhan

Photo :
  • (AP Photo/Achmad Ibrahim)
Arema FC Langsung Tatap Laga Lawan PSS 

"Yang ketiga ditolak, lalu temannya marah. Dia menendang tameng Brimob karena dihalang-halangi untuk menolong teman perempuannya," tuturnya.

Menurut U, bukan tanpa alasan jika para suporter masuk ke dalam lapangan dan meminta pertolongan evakuasi kepada aparat Brimob. Karena ketika itu, pintu keluar Stadion Kanjuruhan banyak yang ditutup.

Pesan Widodo Untuk Pemain Arema FC Usai Kalah Dari Rival 

Mereka mencari jalan masing-masing untuk menyelematkan diri. Namun tidak mudah mendapatkannya ketika lebih dari 40 ribu orang berada di sana ketika itu.

Suporter Membantu Korban Bermodal Kardus

Widodo Beri Motivasi Pemain Arema FC Usai Takluk Dari Persebaya

U yang kemudian turun dari tribun VIP melihat sudah banyak korban akibat gas air mata yang ditembakan oleh Brimob. Tidak ada pertolongan yang bisa diharapkan dari mereka yang bertugas menjaga keamanan.

Para korban yang sudah sesak nafas ini dibantu sesama suporter dengan menggunakan kardus untuk mengipasi.  "Tidak ada pertolongan yang bisa diharapkan. Mereka cuma menggunakan kardus untuk kipas."

"Ketika saya turun dari VIP, tangga sudah penuh dengan orang. Yang meninggal saat itu saya lihat sudah 5-6 orang. Yang sudah meninggal, kepala mereka ditutupi kardus, yang lainnya masih dikipas-kipas," imbuhnya.

Inilah yang kemudian dia sayangkan dari sikap aparat keamanan saat bertugas dalam pertandingan Arema FC vs Persebaya. Korban jiwa menembus ratusan orang, belum lagi ditambah yang luka-luka akibat tragedi Kanjuruhan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya