PSSI Diminta Tanggung Jawab Tragedi Kanjuruhan, Ketua Komdis: Apanya?

VIVA Bola – Sejumlah pihak meminta PSSI agar ikut bertanggung jawab dalam kasus Tragedi Kanjuruhan. Bahkan, Ketua Panpel Abdul Haris yang sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus itu meminta Ketum PSSI Mochamad Iriawan atau Iwan Bule agar dimintai pertanggungjawaban secara hukum.

Fenomenal, Timnas Indonesia U-23 Lolos Semifinal Piala Asia U-23 Usai Kalahkan Korsel

Lantas bagaimana tanggapan PSSI soal tuntutan itu?

“[Bertanggung jawab] Apanya?,” kata Ketua Komisi Disiplin PSSI Erwin Tobing usai diperiksa sebagai saksi dalam kasus Tragedi Kanjuruhan di Markas Kepolisian Daerah Jawa Timur di Surabaya, Rabu, 12 Oktober 2022.

Selain Perpanjangan Kontrak, Erick Thohir Ungkap Perbincangan dengan Shin Tae-yong di Qatar

Erwin mengatakan, pertanggungjawaban sudah dilakukan oleh PSSI. “Ada terkait verifikasi [stadion] sudah jadi bahan evaluasi. Ketua umum (Iwan Bule) malah sudah seminggu menangani di Malang. Pertanggungjawaban itu, membuat perbaikan-perbaikan. Beliau sudah berkomitmen akan melakukan perubahan,” tandas Erwin.

Ditanya lebih lanjut perubahan seperti apa yang akan dilakukan PSSI dalam hal perbaikan pengelolaan kompetisi sepak bola di Tanah Air, Erwin menjawab banyak.

Ini Hal Paling Diwaspadai Arema FC dari PSM Makassar

“Banyak. Mungkin cara bagaimana panitia pelaksana. Semua, banyak aspek. Karena pertandingan sepak bola itu banyak aspek,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, penyidik Bareskrim Polri dan Polda Jatim memeriksa enam tersangka dan sejumlah saksi dalam kasus Tragedi Kanjuruhan sejak Selasa hingga Rabu ini di Markas Polda Jatim di Surabaya. Dua tersangka, Abdul Haris dan Sutrisno Suko, diperiksa Selasa kemarin, sementara Hadian Lukita dan tiga tersangka dari anggota Polri diperiksa pada Rabu ini.

Seperti diketahui, Tragedi Kanjuruhan berawal dari kekalahan yang diterima Arema F dari Persebaya Surabaya dalam laga kandang BRI Liga 1 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu, 1 Oktober 2022. Setelah pertandingan selesai, banyak suporter Arema FC turun  ke lapangan, diduga meluapkan kekesalahan atas kekalahan tim jagoan mereka.

Petugas keamanan dari Polri dan TNI pun berupaya mengadang Aremania dan mengendalikan situasi. Entah bagaimana, petugas kemudian menembakkan gas air mata, termasuk ke tribun yang dipenuhi ribuan penonton yang tak ikut turun ke lapangan. Sontak para suporter berebutan keluar namun pintu stadion belum terbuka. Akhirnya mereka terjebak, banyak yang lemas, pingsan, dan terinjak-injak.

Berdasarkan data terbaru, total korban dalam peristiwa itu sebanyak 678 orang. Rinciannya, 132 orang meninggal dunia dan 573 orang luka-luka.

 
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya