Naturalisasi Cuma Bikin Talenta Muda Indonesia Mandek

Duel Timnas Vietnam vs Timnas Indonesia di leg 2 semifinal Piala AFF 2022
Sumber :
  • AP Photo/Nguyen Manh Quan

VIVA Bola –  Mantan penyerang Timnas Indonesia, Ajat Sudrajat menganggap program naturalisasi yang dilakukan PSSI cuma membuat talenta muda Indonesia mandek. Baginya, ini adalah upaya pembodohan dari federasi kepada para pelaku sepakbola di Tanah Air.

Ajat yang kini juga aktif membina pemain usia muda membandingkan era sebelum adanya naturalisasi untuk Timnas Indonesia dengan sekarang. Di mana prestasi bisa didapatkan oleh Skuad Garuda.

Sementara sekarang ini ketika naturalisasi banyak dilakukan, prestasi yang diharapkan tak kunjung diraih. Justru PSSI seperti membunuh para pemain muda yang ada di Indonesia untuk bisa berkembang.

Kisah Andik Vermansah, Sempat Jadi Rebutan Klub Top Dunia Kini Terseok-seok di Liga 2

Pemain Timnas Indonesia Piala AFF 2022

Photo :
  • VIVA/Rosikin

Terpopuler: Netizen Serang Wasit Nasrullo Kabirov, Ivar Jenner Sebut Qatar Badut

PSSI memilih jalan instan untuk membangun sepakbola di Indonesia. Padahal menurut Ajat, jika melihat ke daerah-daerah, Indonesia tidak kekurangan bakat pemain sepakbola.
Lupakan Kekalahan dari Qatar, Timnas Indonesia U-23 Harus Fokus Benamkan Australia


"Seolah-olah kita dianggap bodoh oleh mereka, apalagi pemain naturalisasi. PSSI dulu tidak ada naturalisasi. Ini pembodohan bagi kita sebagai pelaku sepakbola," kata Ajat saat hadir di acara We Are Football Family di Jakarta.


"Saya sekarang membina usia muda. Mau dikemanakan mereka ini? Talenta kita sebenarnya ada, tapi sekarang dibunuh secara perlahan-lahan oleh PSSI. Sepakbola ingin bagus, ya daerah-daerah dulu dibangun," imbuhnya.

Hal senada juga diutarakan oleh Dede Sulaiman. Program naturalisasi yang dilakukan PSSI saat ini dinilainya tidak berjalan. Apalagi pemain yang dinaturalisasi kualitasnya tidak bagus-bagus amat.

"Naturalisasi adalah buruknya pembinaan sepakbola Indonesia. Kalau kualitas oke, kita juga salut. Tapi selama ini tidak ada apa-apanya tuh," tutur Dede Sulaiman.

Secara organisasi, menurut Dede, PSSI juga buruk dalam membentuknya. Dia memberi contoh bagaimana jajaran Direktur Teknik yang dipimpin oleh Indra Sjafri.

Di bawah Indra tidak semuanya mantan pemain sepakbola. Terlebih yang mengurus pengembangan usia muda. Dikatakan Dede, yang bekerja di sana cuma Mundari Karya.

"Youth development cuma dia sendiri, tidak ada mantan pemain lain, tidak akan jalan sampai kapan pun. Di bawah youth development itu ada grassroot, tapi siapa yang ada di situ? Bukan pemain nasional," ujarnya.

Padahal menurut Dede, untuk membina para pemain usia muda haruslah mereka yang bisa memberi contoh langsung. Bukan cuma sekadar pemilik lisensi, yang mungkin saat memberi contoh passing saja tidak mampu.

"Semua bicara lisensi, padahal yang namanya youth development dan grassroot butuh mantan pemain, jadi ada contoh untuk passing, long passing, dribel, shooting, pasti benar. Bukan dilihat lisensinya," kata Dede.

"Masalah teknikal itu penting dalam pembinaan sepakbola. Pondasi yang terkuat adalah pembinaan di usia muda. PSSI cuma mau instan saja dengan naturalisasi, padahal dalam olahraga tidak ada yang instan."

Pose pedangdut Fitri Carlina mendukung Timnas Indonesia U-23 bersama sang suami

Timnas U23 Dicurangi Wasit, Fitri Carlina Sangat Kecewa dan Ungkapkan Kekesalannya

Kekecewaan mendalam akan buruknya kepemimpinan wasit juga turut dirasakan pedangdut Fitri Carlina yang menyaksikan langsung perjuangan skuat Garuda Muda di laga tersebut.

img_title
VIVA.co.id
17 April 2024