Metode Riedl Dianggap Sudah Basi

Alfred Riedl
Sumber :
  • VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis

VIVAnews - Beberapa pemain Tim Nasional (Timnas) Indonesia terancam diputus kontraknya oleh klub. Ini karena mereka diharuskan mengikuti program pelatihan yang memakan waktu lama, sehingga klub tidak bisa memanfaatkan jasa pemain.

Kasus ini terjadi di Sriwijaya FC yang terancam kehilangan lima pemainnya jika terpilih sebagai pemain Timnas U-23 yang dipersiapkan untuk SEA Games 2011 dan Olimpiade 2012. Salah satu pemain tersebut adalah Oktovianus Maniani, pemain yang cemerlang saat membela Indonesia di Piala AFF 2010.

"Dalam era sepakbola modern, pelatnas jangka panjang memang sudah usang karena pada dasarnya semua pemain itu bermain untuk memperkuat klub. Sedangkan timnas itu merupakan komitmen pada negara," kata pengamat sepakbola nasional M Kusnaeni kepada VIVAnews.com, di Jakarta, Sabtu 8 Januari 2011.

"Kita masih menggunakan sistem ini, karena sistem kompetisi belum berkembang. Setiap kali ada pelatnas selalu ada keluhan soal kualitas pemain. Maka itu, solusi di negara kita adalah pelatnas jangka panjang," tuturnya.

Sistem ini juga dikritik Bung Kus -sapaan Kusnaeni- karena diterapkan pelatih Alfred Riedl. Menurut dia, sistem seperti ini sudah tidak digunakan lagi di Eropa.

"Riedl menggunakan sistem pelatnas jangka panjang ini karena dia biasa menangani negara-negara yang juga belum berkembang olahraganya seperti Laos dan Vietnam," kata Bung Kus.

Pengamat sepakbola yang kerap tampil di televisi itu pun memberi solusi untuk federasi dalam hal ini Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). Menurut dia, PSSI harus menjadwalkan pelatnas yang 'ramah' dengan jadwal pemain di klub.

Dengan demikian, kepentingan pemain di klub bisa terpenuhi. Sebab, bagaimana pun klub adalah pihak yang mengeluarkan biaya untuk pemain tersebut. Klub juga yang bisa meningkatkan karier sang pemain.

"Ada cara yang lebih tepat untuk meningkatkan mutu pelatnas, sehingga setiap dua minggu hingga sebulan sekali pemain bisa kembali ke klub. Dengan demikian kepentingan klub dan negara bisa sama-sama terakomodasi," ujar Bung Kus. (art)

Menegangkan, Timnas Indonesia U-23 Ditahan 10 Pemain Korea Selatan
Menag dan Majelis Masyayikh Bahas Rekognisi Santri dan Ma’had Aly

Bertemu Majelis Masyayikh, Menag Bahas Rekognisi Santri dan Ma’had Aly

Majelis Masyayikh adalah lembaga mandiri dan independen sebagai perwakilan Dewan Masyayikh dalam merumuskan dan menetapkan system penjaminan mutu pendidikan pesantren.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024