Bernhard Kritik Sikap Komite Normalisasi

Calon Ketua Umum PSSI, Bernhard Limbong.
Sumber :
  • VIVAnews/Marco Tampubolon

VIVAnews - Bakal calon ketua umum PSSI, Bernhard Limbong melontarkan kritik pedas terhadap kinerja Komite Normalisasi. Bernhard meminta agar verifikasi bakal calon ketum PSSI diserahkan kepada Komite Pemilihan hasil Kongres Hotel Sultan, Senayan, Jakarta, 14 April 2011.

"Komite Normalisasi jangan kayak cecunguk sapi dengan menelan bulat keputusan FIFA. Sebagai negara berdaulat, tidak boleh lagi ada bentuk penjajahan di kita" ujar Bernhard kepada wartawan, Senin, 25 April 2011.

Kritik ini terkait dengan sikap Komite Normalisasi terhadap keputusan FIFA yang menolak 4 kandidat yang telah dianulir oleh Komite Banding. FIFA juga tidak mengakui pra kongres yang digelar pada 14 April lalu.

Menurut Bernhard, keputusan FIFA itu tidak dapat dijadikan sebagai acuan dalam mengambil keputusan. "Surat itu tidak sama dengan aturan atau acuan seperti Statuta FIFA maupun PSSI. Jadi tolong, Komite Normalisasi bekerja sesuai aturan. Dan aturan tertinggi adalah Statuta," tambah Bernhard.

Menurut Bernhard, penyelesaian konflik PSSI saat ini seharusnya diserahkan kepada para anggotanya, bukan atas intervensi luar. Bahkan, Bernhard pun menilai keputusan FIFA tersebut bersifat prematur.

"Karena tak ada yang bisa melarang seseorang mendaftar menjadi Ketum PSSI. Siapapun boleh saja mendaftar. Perkara diterima atau tidak, terserah Komite Pemilihan yang melakukan verifikasi" ujar Bernhard.

Bernhard juga menyatakan Indonesia tidak perlu takut dengan ancaman sanksi dari FIFA. "Seandainya Indonesia disuspend(skorsing) juga gak apa-apa. Seandainya disuspend 5 tahun, malah Indonesia ada waktu untuk bekerja mempersiapkan sepakbola Indonesia" ujar Bernhard.

Menghentikan Naturalisasi Pemain Timnas
Sementara itu, mengenai pencalonan dirinya Bernhard berjanji akan meningkatkan kualitas kompetisi. Jika terpilih, Bernhard juga berniat menghentikan program naturalisasi.

"Harus mulai dengan naturalisasi, berarti kegagalan kompetisi karena tidak berjalan baik. Sehingga tidak dapat menghasilkan pemain berkualitas untuk mewakili timnas" papar Bernhard.

Menurut Bernhard, bila perlu para pemain asing yang merumput di Liga Indonesia juga dibatasi. UntuK Liga Super Indonesia (ISL) maksimal 3 pemain asing dan Divisi Utama maksimal 2 pemain asing.

"Masa' dari 260 juta masyarakat Indonesia, tidak ada pemain muda berkualitas. Di Indonesia juga masih banyak pengangguran" pungkas Bernhard.

Buka Pendaftaran, Ini Kriteria Calon Wali Kota Malang yang Dicari PKB untuk Pilkada 2024
Wakil Ketua Umum DPP Nasdem Ahmad Ali.

Tak Lapor Surya Paloh, Waketum Nasdem Klaim Temui Prabowo Tanpa Wakili Partai

Waketum Nasdem menegaskan tidak ada pembicaraan politik dengan Prabowo.

img_title
VIVA.co.id
23 April 2024