FIFA Tekankan Ancaman Sanksi untuk Indonesia

Presiden FIFA, Sepp Blater
Sumber :
  • AP Photo

VIVAnews - FIFA kembali menegaskan konsekuensi sanksi jika Indonesia kembali gagal menjalankan Kongres selambat-lambatnya 30 Juni mendatang.

Hal ini ditegaskan FIFA melalui surat yang ditujukan kepada Ketua Komite Normalisasi (KN) Agum Gumelar per tanggal 31 Mei 2011 yang didapat VIVAnews dari media officer PSSI, Rabu 1 Juni 2011. Surat yang ditandatangani Sekjen FIFA Jerome Valcke ini menitikberatkan pada dua poin.

Pertama, memberi kesempatan bagi KN untuk menggelar Kongres selambat-lambatnya 30 Juni berdasarkan regulasi yang revelan serta beberapa surat keputusan FIFA per tanggal 4 April 2011, 21 April 2011, 6 Mei 2011 dan 11 Mei 2011. Terutama mengenai empat calon yang sudah ditolak, yakni Arifin Panigoro, George Toisutta, Nurdin Halid dan Nirwan Dermawan Bakrie.

Poin kedua yang sangat ditekankan FIFA adalah mengenai LPI yang dinilai sebagai breakaway league. FIFA menganggap LPI adalah ancaman dan tidak bisa ditoleransi. LPI harus berada di bawah kontrol PSSI atau setidaknya dihentikan.

Jika dua poin tersebut gagal dilaksanakan hingga 30 Juni, maka Indonesia secara otomatis akan terkena sanksi mulai 1 Juli 2011 hingga waktu yang belum ditentukan. Dalam surat resminya FIFA menegaskan:

"Kami ingin menegaskan bahwa sanksi untuk PSSI artinya PSSI akan kehilangan semua hak keanggotaan (lihat artikel 12 Statuta FIFA). Secara khusus tidak ada tim Indonesia (termasuk klub) memiliki hubungan dengan pihak internasional. Kondisi ini kemudian bisa mencegah Indonesia berpartisipasi di kualifikasi Piala Dunia 2014, dan mungkin bisa mencegah partisipasi di SEA Games yang akan datang. Sanksi ini juga berarti bahwa PSSI, anggota atau ofisial PSSI tidak bisa ikut dalam program pengembangan, kursus atau pelatihan dari FIFA atau AFC."

Kalau nantinya Indonesia benar-benar terkena sanksi karena gagal melakukan Kongres, maka Komite Eksekutif (Exco) FIFA akan mengganti komposisi Komite Normalisasi usai berkonsultasi dengan AFC.

Semua keputusan ini diambil FIFA melalui rapat Exco yang dilakukan 30 Mei lalu. FIFA dalam suratnya juga mendapat laporan mengenai tindakan Kelompok 78 dalam Kongres lalu. Meski tidak secara spesifik menyebut Kelompok 78, namun FIFA menegaskan:

"Kami juga mencatat adanya sikap menyulitkan dari sejumlah anggota yang mencegah Kongres berjalan dengan baik saat Kongres pemilihan pada 20 Mei 2011."

FIFA juga menegaskan dalam suratnya kalau mendapat masukan dari Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Rita Subowo sebelum mengambil keputusan. (umi)

BABYMONSTER Bakal Gelar Fan Meeting di Asia, Bulan Juni di Jakarta
Maroko

Maroko Masuk dalam 5 Besar Negara Terkaya di Afrika

Maroko kembali menempati posisi dalam pasar kekayaan “5 Besar” di Afrika pada tahun 2023, menurut laporan tahunan dari perusahaan konsultan Henley and Partners (H&P).

img_title
VIVA.co.id
18 April 2024