- ANTARA/Puspa Perwitasari
VIVAnews - PSSI di bawah Djohar Arifin Husin mulai melakukan perombakan. Perubahan pertama yang dilakukannya adalah memecat Alfred Riedl dari jabatan pelatih tim nasional dan Iman Arif sebagai manajer.
Riedl dicopot atas alasan kontrak yang tidak jelas. Selama ini dia dikontrak langsung oleh mantan Wakil Ketua Umum PSSI, Nirwan Bakrie. Posisinya akan diganti Wilhelmus 'Wim' Rijbergen per Kamis 14 Juli 2011. Sedangkan Iman Arif digeser oleh Ferry Kodrat.
Menurut pengamat sepakbola Gita Suwondo, apa yang dilakukan PSSI saat ini bukan keputusan yang bijak. Pasalnya, terlihat keputusan itu hanya sebagai usaha menghilangkan aroma pengurus lama di bawah manajemen yang baru.
"Sepertinya segala hal-hal dari rezim terdahulu akan dibuang oleh rezim terbaru," kata Gita kepada VIVAnews. "Pengurus PSSI yang baru ingin agar Riedl menggunakan pemain-pemain dari LPI. Tapi dengan waktu yang sangat mepet dan keuangan yang tidak besar, ia cuma bisa memanggil pemain-pemain yang ia kenal."
Ditambahkan Gita, keputusan ini juga dikhawatirkan berakibat fatal. Sebab, pelatih pengganti Riedl, Rijbergen, hanya diberi kesempatan 10 hari mengumpulkan dan melatih pemain Timnas sebelum melawan Turkmenistan di Pra Kualifikasi Piala Dunia 2014 pada 23 dan 28 Juli mendatang.
"Kenapa pergantian ini tidak menunggu hingga 28 Juli? Ini seperti tidak menghargai Riedl, karena walau gagal membawa Indonesia juara di Piala AFF 2010, ia terbukti bisa membawa Timnas bermain dengan baik," kata Gita lagi.
"Pergantian pelatih secara tiba-tiba biasanya dilakukan jika si pelatih gagal berturut-turut. Itu pun terjadi di kompetisi liga di mana masih banyak pertandingan yang bisa dilakukan. Tapi, ini kan tinggal dua pertandingan lagi untuk Indonesia. Jika kita kalah, maka tersingkir."
Meski demikian, Gita tetap menilai Rijbergen sebagai pelatih dengan pengalaman yang baik. Hanya saja, waktu yang diberikan kepadanya sangatlah mepet. Mungkin jika memiliki persiapan selama enam bulan hingga setahun barulah tercipta hasil yang maksimal.