Joko: ISL-LPI yang Bisa Dimerger Pengelolanya

Joko Driyono
Sumber :
  • VIVAnews/Zika Zakiya

VIVAnews - Wacana penggabungan (merger) Liga Super Indonesia (ISL) dengan Liga Premier Indonesia (LPI) terus menguat pasca terpilihnya kepengurusan PSSI baru dalam KLB PSSI 9 Juli lalu. Hal ini untuk mensejajarkan posisi LPI dengan ISL yang merupakan kasta tertinggi dalam kompetisi sepakbola Indonesia.

Namun, CEO PT Liga Indonesia, Joko Driyono menilai peleburan liga maupun klub tidak ada dalam kamus olahraga. "Merger dalam olahraga itu tidak ada. Merger hanya ada dalam terminologi bisnis," ujar Joko usai berdialog dengan pengurus PSSI di kantor PSSI, Rabu, 20 Juli 2011.

"Tidak ada misalnya klub Persija dan Persib bergabung. Yang ada, pengurusnya yang gabung. Dengan menghidupkan (klub) yang satu dan mematikan yang lainnya. Makna merger olahraga seperti itu," ujar Joko.

"Jadi kalau ada rencana merger antara LPI dan ISL, itu merger pengelola," tambahnya.

Selain format kompetisi yang harus dimatangkan, persiapan yang harus dilakukan oleh pengurus PSSI adalah mengenai penilaian (assessment) yang akan dilakukan oleh Konfederasi Sepakbola Asia (AFC). Ini akan dilakukan pada akhir Juli 2011 terhadap klub penghuni kompetisi ISL jelang dimulainya kalender musim kompetisi mendatang.

"Itu (assessment) untuk memutuskan kuota masing-masing negara. Kita (Indonesia) saat ini jadi satu dari 11 negara yang qualified untuk Liga Champions Asia. Dan itu yang harus dipertahankan."

"Apabila pada assessment nanti, (hasil penilaian) kita membaik maka jatah kita bertambah. Kalau sama, berarti berarti posisi sama. Skor turun mungkin kehilangan beberapa jatah. Tapi, saya tidak punya perkiraan kalau itu akan terjadi. Saya harap assessment di klubĀ  siap," yakin Joko. (one)

Akibat Rem Mendadak, Pengendara Motor Tabrak Pikap hingga Terjungkal
Bea Cukai tindak ribuan batang rokok ilegal yang dikirim melalui jasa ekspedisi

Kenaikan Tarif Cukai Disarankan Moderat Menyesuaikan Inflasi agar Tidak Suburkan Rokok Ilegal

Tarif cukai yang naik secara terus menerus dinilai memberatkan pelaku usaha dan membuat rokok ilegal semakin subur.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024