- VIVAnews/Marco Tampubolon
VIVAnews - Pelatih Turkmenistan Yazguly Hojageldiyev, memuji lapangan Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta. Menurutnya, rumput di stadion kebangaan Indonesia itu lebih baik dari markas mereka di Olympic Stadium, Ashgabat, Turkmenistan.
Meski demikian, Hojageldiyev membantah kalau buruknya rumput di Ashgabat saat menggelar leg pertama Pra Piala Dunia (PPD) Zona Asia, kontra Indonesia, Sabtu, 23 Juli lalu bukanlah unsur kesengajaan. Menurutnya kondisi tersebut lebih disebabkan karena cuaca di Turkmenistan yang sedang tidak bersahabat.
"Memang antara lapangan Olimpic Ashgabat dan Gelora Bung Karno, kami mengakui lapangan Gelora Bung Karno sangat bagus," ujar Hojageldiyev dalam jumpa pers Pre Match di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Rabu, 27 Juli 2011.
"Lapangan buruk karena faktor cuaca. Di sana (Turkmenistan) saat ini musim panas, dan selalu begitu. Panasnya sangat dahsyat hingga mencapai 40 derajat celcius sehingga rumput lapangan mati," beber Hojageldiyev.
Menurut Hojageldiyev, para pekerja di Turkmenistan sebenarnya telah berusaha untuk mengganti rumput dengan yang baru. Namun karena waktu yang sangat singkat, perbaikan pun tidak berjalan maksimal.
"Apalagi saat ini musim panas terpanas di Turkmenistan," pungkas Hojageldiyev.
Meski tampil di lapangan yang buruk pada leg pertama, Indonesia berhasil menahan imbang tuan rumah 1-1. Indonesia sempat tertinggal lewat gol Krendelev Vyaceslav sebelum akhirnya dibalas oleh Muhammad Ilham.
Di leg kedua, Indonesia hanya butuh hasil imbang 0-0 untuk melaju ke babak selanjutnya. Duel ini akan digelar di SUGBK, Senayan, Kamis, 28 Juli 2011.