VIVAnews - PSSI akhirnya angkat bicara soal situasi panas dalam tubuh tim nasional. Kabar yang menyebutkan kalau para pemain Tim Nasional gusar akan kepemimpinan Pelatih Wim Rijsbergen ternyata benar.
“Saya heran mengapa para pemain ngotot ingin ganti pelatih. Jika kalah wajar kecewa tapi tak perlu mencari kambing hitam, kita evaluasi bersama. Tidak bisa para pemain memilih sendiri pelatihnya,” kata Bernhard Limbong.
Hal ini dikatakan Limbong, Penanggung Jawab Timnas Indonesia yang juga menjabat sebagai Ketua Komisi Disiplin PSSI, Jumat 9 September 2011 di kantor PSSI, Senayan, Jakarta.
Sebelumnya Wim Rijsbergen sendiri yang mengungkapkan ketidakpuasannya akan komposisi timnas, di depan umum. Saat konferensi pers di Senayan usai kalah dari Bahrain, ia bilang kalau timnya mudah kehilangan bola. Pria asal Belanda itu juga mengatakan kalau para pemain bukanlah pilihan dia.
Firman Utina adalah yang pertama mengeluarkan pernyataan usai kalah dari Bahrain. Lewat akun Twitternya, @FirmanUtina_15, ia merasa tak seharusnya seluruh kesalahan dibebankan pada para pemain.
“Saat skarang kami bagaikan anak ayam yg di tinggal induknya. Tapi harus di ingat kita adalah 1 tim yg harus 1 dan tidak bercerai berai,” tulis Firman.
“Seharusnya kita cari solusinya sama"menir,” pungkas pemain 29 tahun itu.
Namun lain dengan Bambang Pamungkas, sang kapten saat Indonesia kalah 0-2 dari Bahrain. Ia belum mau berkomentar banyak. Namun kata-kata dalam twitnya Jumat ini tak kalah kuat dengan pernyataan Firman dua hari lalu.
"140 karakter tidak akan pernah dapat menjelaskan keadaan.. Sampai jumpa di www.bambangpamungkas20.com minggu depan.."
PSSI sudah mengambil 'langkah-langkah pencegahan' untuk mencegah perpecahan terjadi. Limbong sudah meminta Alfred Riedl, mantan pelatih timnas yang begitu dihormati para pemain, untuk meninggalkan Indonesia. Saat ini Riedl memang sedang berada di Jakarta. Ia membatalkan pertemuan dengan para wartawan Jumat siang ini dengan alasan sakit. (eh)
Suku Bunga BI Naik, Apindo Ungkap 3 Tantangan Ini Hantui Pengusaha
Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6,25 persen. Apindo ungkap tantangan yang dihadapi.
