- Ist
VIVAnews - Kisruh di tubuh Arema Indonesia memaksa mantan Pembina Yayasan Arema, Darjoto Setiawan bertemu dengan kedua kubu yang berseteru. Pertemuan di Jakarta ini dihadiri kubu Rendra Kresna dan kubu M Nur yang diwakili Satria Budi Wibawa.
Dualisme kepengurusan Arema ini mencuat saat PSSI mengumumkan hasil verifikasi berkas-berkas klub bulan lalu. Saat itu, ada dua kubu yang mengatasnamakan pemilik sah Arema Indonesia.
Darjoto Setiawan menegaskan Arema secara resmi telah menjadi milik publik. Kata Darjoto, ketika terjadi perpindahan Bentoel menjadi milik BAT dan Bentoel tidak lagi bisa mengelola Arema, pihaknya menyerahkan Arema kepada publik.
Arema oleh Bentoel diserahkan kepada Rendra Kresna dan Iwan Kurniawan yang dianggap sebagai wakil publik. Darjoto sendiri menegaskan bahwa Bentoel telah membeli Arema dari Lucky Acub Zaenal dan mempunyai bukti hitam di atas putih.
"Semuanya sudah ada hitam diatas putihnya. Kami waktu itu melakukan take over secara penuh. Boleh dikatakan, Arema benar-benar sudah menjadi milik Bentoel yang kemudian oleh Bentoel diserahkan kepada Rendra dan Iwan," kata Darjoto di rilis yang VIVAnews terima.
Rendra Kresna juga membenarkan, pihaknya telah bertemu dengan Darjoto dan Satria Budi Wibawa. Pertemuan itu terjadi sebelum dia berangkat ke Amerika untuk tugas belajar.
Darjoto, lanjut Rendra, mendukung sepenuhnya ketika Arema dikelola oleh para pimpinan daerah di Malang Raya. Karena, mereka dianggap sebagai representasi dari warga Malang Raya. Bahkan Darjoto sangat senang ketika Arema benar-benar dikelola para pimpinan daerah.
Karena itu, ditegaskan Rendra, bila saat ini terdapat orang atau kelompok yang menyebut dirinya pemilik Arema sebaiknya yang bersangkutan kembali pada sejarah. "Sekali lagi, apapun yang kami lakukan. Termasuk saat ini membentuk tim yang terbaik, semuanya demi nama besar Arema dan memenuhi keinginan Aremania," ujar Rendra.
Seperti diketahui, Bentoel sendiri mengelola Arema sejak 29 Januari 2003, setelah men-take over dari Lucky Acub Zaenal. Namun untuk menghormati keberadaan Lucky sebagai pendiri Arema, saham PT Arema Indonesia, sebagian diserahkan kepada Lucky. Sementara saham mayoritas, tetap dipegang oleh Yayasan Arema.
Namun setelah Bentoel diambilalih oleh BAT dan munculnya kebijaksanaan BAT bahwa Bentoel tidak lagi boleh mengelola Arema, kemudian pada 2009, Arema diserahkan kepada publik. (sj)