VIVAnews – Mantan pemain Persib Bandung, Adeng Hudaya, mengungkapkan keputusan Eka Ramdani pindah dari Persib Bandung ke Persisam Samarinda tetap harus dihargai.
Apalagi menurut Adeng, di era sepak bola profesional seperti saat ini kepindahan seorang pemain idealnya tidak dijadikan masalah dan direspons berlebih.
“Perpindahan pemain itu wajar di era sepakbola profesional, keputusan Eka tetap harus dihargai. Kita doakan saja keputusan ini berujung positif buat Persib. Siapa tahu ada pemain musim ini yang bisa memberikan peran lebih baik buat Persib,” terang Adeng yang dikenal sebagai salah seorang pemain dan kapten legendaris Persib di era 1980-an.
Menurut Adeng, kepindahan Eka jangan terlalu disesali Persib, sebab Persib pun pernah mengalami hal serupa ketika kehilangan Adjat Sudrajat di era Perserikatan.
Ketika itu, Adjat yang dianggap sebagai ikon klub memutuskan pergi meninggalkan Persib demi meniti karier di Bandung Raya, klub yang saat itu berkompetisi di Liga Profesional, Galatama.
“Dulu pun Persib pernah kehilangan Adjat, tapi tanpa Adjat Persib masih bisa juara. Jadi dengan atau tanpa Eka pun, jika semua elemen di dalam tim punya komitmen dan keyakinan bersama, prestasi terbaik bisa dihasilkan. Jadi tanpa Eka, Persib harus tetap harus yakin,” ujar Adeng.
Meski begitu Adeng cukup memaklumi kekecewaan bobotoh kepada Eka yang dilampiaskan lewat aksi pembakaran berbagai atribut berbau Eka dan penyegelan toko merek dagang usaha milik Eka, ‘ER’.
“Jika bobotoh kecewa, itu cukup wajar, apalagi kan sebelumnya Eka dianggap sebagai ikon. Tapi sekali lagi urusan karier tetap diserahkan kembali ke pemainnya, karena pemain juga yang tahu mana yang terbaik dan bukan,” ujar Adeng. (eh)
Laporan: Yadi/Bandung
KPU Sebut Tak Ada Lagi Lembaga Peradilan Bisa Batalkan Kemenangan Prabowo
KPU akan menetapkan pasangan Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI terpilih periode 2024-2029.
