Perusahaan Apa Gerangan PT Liga Prima?

Duet Djohar Arifin (kanan) dan Farid Rahman di PSSI
Sumber :
  • VIVAnews/Marco Tampubolon

VIVAnews – Keputusan PSSI menunjuk PT Liga Prima Indonesia Sportindo sebagai perusahaan pengelola Indonesia Premier League (IPL) memicu protes. Kelompok 14 klub besar kini menyoal keberadaan PT LPIS dan IPL.

Andik Vermansyah Absen di Seleksi Timnas Tahap Kedua

Mereka terdiri dari Persija Jakarta, Persebaya Surabaya, Sriwijaya FC, Persipura Jayapura, Persidafon Dafonsoro, Persiwa Wamena, Persiba Balikpapan, Persela Lamongan, PSPS Pekanbaru, Pelita Jaya, Semen Padang FC, Deltras Sidoarjo, Persisam Samarinda, dan Mitra Kukar. 

Menurut salinan akta pendirian yang diperoleh VIVAnews, PT LPIS ternyata baru didirikan 5 Oktober 2011 lalu di hadapan Notaris Vini Suhastini di Bekasi. Ini artinya tak sampai dua minggu lalu. Pendiriannya disahkan oleh Kementerian Hukum dan HAM pada 10 Oktober 2011. Dokumen akta bisa Anda unduh di bawah foto artikel ini.

Arema Rela 'Peras Otak' Demi Timnas Indonesia

Klub-klub sekarang mempertanyakan sebuah kejanggalan: LPIS baru dibentuk 5 Oktober 2011, tapi PSSI telah menunjuknya sebagai pengelola Liga bahkan sebelum ia lahir, sejak awal September 2011 lalu. Secara legal, ketika itu PT LPIS bahkan belum disahkan Kementerian Hukum dan HAM.  

Perusahaan apakah gerangan PT LPIS ini?

TC Timnas Hari Kedua, Boaz Jalan-jalan di Pinggir Lapangan

Tertera dalam akta pendiriannya, perusahaan ini didirikan dan dimiliki oleh dua orang individu. Mereka adalah Farid Rahman dan Prof. Dr. Ir. Djohar Arifin Husin. Disebutkan, Farid dan Djohar mendirikan PT LPIS berdasarkan surat kuasa tertanggal 3 dan 5 Oktober 2011 dari pihak yang tak dijelaskan identitasnya. 

Farid, yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua Umum PSSI, tak lain adalah mantan Komisaris Bank Saudara, bank milik pengusaha-politisi Arifin Panigoro. Djohar Arifin merupakan Ketua Umum PSSI.

Modal dasar perusahaan ini dinyatakan sebesar Rp2 miliar. Yang disetor baru setengahnya, yakni Rp1 miliar. Djohar menyetor Rp700 juta sedangkan Farid Rp300 juta. Artinya, mereka berdualah pemilik PT LPIS dengan komposisi saham: 70 persen Djohar dan 30 persen sisanya Farid. 

Tertera di akta, ruang lingkup PT LPIS sangatlah luas. Perusahaan ini dinyatakan akan bergerak mulai dari jasa manajemen bisnis sepakbola, pendidikan nonformal sepakbola, penyewaan bangunan, sampai ekspor-impor peralatan sepakbola, futsal, menyelam, dan golf. Selain itu, PT LPIS juga dapat bergerak sebagai pengembang properti maupun industri elektronika dan komputer. 

Catatan lain, PT LPIS yang ditunjuk PSSI sebagai pengelola liga tertinggi di Indonesia ini, secara resmi baru memiliki dua pengurus saja saat didirikan. Mereka adalah Widjajanto sebagai direktur dan Zulkifli Hasan sebagai komisaris.

Tak lain, Widjajanto adalah mantan Corporate Secretary Medco Grup, perusahaan yang juga dimiliki Arifin Panigoro. Adapun Zulkifli adalah Bendahara PSSI saat ini. 

Komposisi saham PT LPIS dipermasalahkan klub-klub karena dianggap mengingkari hasil Kongres PSSI di Bali. Diputuskan di kongres, 99 persen saham perusahaan pengelola liga level tertinggi ditetapkan menjadi milik klub peserta. Sedangkan PSSI hanyalah 1 persen saja. 

“Sebagaimana berlaku di banyak negara, saham 1 persen itu merupakan golden share saja yang memberikan hak veto kepada PSSI untuk menjaga aspek-aspek penting keolahragaan dalam pelaksanaan kompetisi,” demikian dijelaskan Joko Driyono, CEO PT Liga Indonesia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya