VIVAnews - Sebanyak 18 anak Indonesia berusia 14-16 tahun yang tergabung dalam skuad Tunas Garuda mulai menjalani latihan di Arsenal Soccer Camp di Highgate Wood School, Homsey, London, Inggris sejak Senin 24 Oktober 2011. Mereka mendapat arahan langsung dari sejumlah pelatih di Arsenal Soccer School.
Selain menjalani latihan ketat, skuad Tunas garuda juga mendapat kesempatan menjalani laga persahabatan dengan skuad Arsenal U-17 dan U-15. Namun di laga persahabatan pertama, Tunas Garuda harus mengakui keunggulan tim Arsenal U-17. Dalam laga persahabatan yang digelar di Market Road ini, Tunas Garuda kalah, 1-3.
Tunas Garuda sebenarnya berusaha menampilkan terbaik dalam persahabatan tersebut dan berhasil mencuri gol di babak pertama. Namun, cuaca yang sangat dingin dan mencapai 7 derajat celcius membuat energi skuad Tunas Garuda cepat terkuras. Bahkan beberapa anak mengalami kram kaki di tengah laga.
Meski demikian, secara keseluruhan penampilan para pemain Tunas Garuda mendapatkan pujian dari jajaran pelatih Arsenal Junior yang menilai skuad Tunas Garuda telah memiliki bakat dasar sepakbola yang baik.
“Good job, Guys. Fantastic. Well done. Mereka punya modal dasar,” ucap seorang staf pelatih Arsenal School Development saat melatih anak-anak Tunas Garuda, Ben.
Skuad Tunas Garuda ini merupakan pemain yang terpilih dari proses seleksi dari sembilan kota besar Indonesia, yakni Bandung, Makassar, Palembang, Semarang, Malang, Medan, Papua, Balikpapan dan Jakarta.
Tunas Garuda merupakan program pencarian bakat sepakbola yang diselenggarakan Partai Demokrat. Skuad Garuda sendiri akan menjalani pelatihan di Arsenal selama dua minggu yang dimulai sejak 24 Oktober 2011 lalu.
"Kita tahu Arsenal merupakan gudangnya pemain muda yang disegani di Eropa di bawah tangan dingin manajer Arsene Wenger. Kami mengharapkan para pemain muda Tunas Garuda ini bisa seperti mereka," ujar Ketua Umum DPP Demokrat, Anas Urbaningrum, saat pelepasan skuad Tunas Garuda beberapa waktu lalu.
BI Catat Uang Beredar Maret 2024 Rp 8.888 Triliun, Naik 7,2 Persen
Bank Indonesia (BI) mencatat, likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Maret 2024 tumbuh lebih tinggi.
