Pendukung KLB Segera Temui FIFA

Markas FIFA di Zurich
Sumber :
  • guardian

VIVAnews - Presiden Direktur PT. Liga Indonesia, Syahril HM Taher menegaskan, berita yang berisi pernyataan FIFA terkait legalitas Indonesia Super League (ISL) tidak bisa dibuktikan kebenarannya.

Andik Vermansyah Absen di Seleksi Timnas Tahap Kedua

Menurut Syahril, dirinya tidak akan terpengaruh dengan isi berita tersebut. Karena itu, pihaknya akan tetap menggelar Kongres Luar Biasa (KLB). Bahkan, dalam waktu dekat ini dirinya akan menghadap langsung ke FIFA untuk menyampaikan keinginan menghelat kongres tersebut.

"Tidak benar berita itu. Kami akan tetap menggelar KLB. Kalau memang bisa, akhir Desember ini KLB-nya akan digelar. Sebagian besar anggota PSSI menginginkan KLB. Itu faktanya," kata dia.

Arema Rela 'Peras Otak' Demi Timnas Indonesia

Syahril menegaskan, sekarang ini sebanyak 452 anggota PSSI dari pengprov dan klub satu suara untuk menggelar KLB. Suara yang menginginkan KLB itu sah dan sangat bisa dipertanggungjawabkan.

"PSSI bilang bahwa suara anggota PSSI yang meminta KLB itu tidak sah. Saya tegaskan, pemilik suara dari pengprov dan klub yang menginginkan kongres ini sah. Kami di klub ini banyak yang orang tua, saya pun sudah tua. Tidak mungkin saya bohong soal legalitas suara pengurus PSSI yang menginginkan KLB,"

TC Timnas Hari Kedua, Boaz Jalan-jalan di Pinggir Lapangan

"Dari 583 pemilik suara, terkumpul 452 anggota yang ingin kongres digelar. Sekarang, apa jawab mereka (PSSI)," lanjut dia.

Namun, kalau suara pengurus PSSI yang ingin KLB itu ditolak oleh FIFA, Syahril mengatakan, dia akan menggunakan haknya sebagai klub. Klub, kata dia, memiliki hak tidak percaya terhadap kepengurusan organisasi sepakbola yang sekarang.

"Lebih baik Djohar mundur sekarang sajalah. Daripada nanti dia mundur melalui kongres," ujarnya.

PSSI sekarang, kata dia, otoriter. Klub dijatuhkan sanksi tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Seharusnya, klub diundang kemudian diberikan pemberitahuan tentang sanksi yang akan dijatuhkan. Namun yang terjadi, secara tiba-tiba sejumlah klub yang bermain di ISL dijatuhkan sanksi.

"Sebagai organisasi yang mengayomi klub, harusnya mereka mengundang klub sebelum memberikan sanksi," imbuhnya.

Laporan: Ikram/ Samarinda

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya