- Antara
VIVA.co.id - kompetisi Liga Super Indonesia (ISL) 2015 dipastikan bisa bergulir pada 4 April 2015. Namun, jumlah peserta kompetisi ISL 2015 sampai saat ini masih simpang siur.
Hasil Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) di Komisi X DPR RI, kemarin, merekomendasikan bahwa ISL akan bergulir pada 4 April. Pertemuan yang dihadiri oleh wakil PT Liga Indonesia dan BOPI itu juga merumuskan bahwa peserta ISL 2015 tetap 18 klub dengan disertai dua catatan.
Lihat berita lengkapnya pada tautan ini.
Namun, hasil RDPU semalam, tidak bersifat mengikat. BOPI berpendapat bahwa ISL 2015 bisa saja diikuti oleh 11 klub. Pasalnya, masih ada 7 klub yang belum beranjak dari kategori C dan D. Dua kategori tersebut, dianggap BOPI tak layak untuk mengikuti kompetisi.
Persebaya Surabaya menjadi satu-satunya klub yang masuk dalam kategori C. Surat Izin Usaha dan Perdagangan (SIUP) yang mereka miliki dianggap bermasalah.
Kemudian, ada 6 klub yang masuk kategori D. Keenamnya adalah Mitra Kukar, Persela Lamongan, Perseru Serui, Pelita Bandung Raya, dan Arema Cronus. Mereka masuk kategori D karena berbagai alasan. BOPI tetap berpegang pada hasil verifikasi versi mereka.
"Kalau bahasa Inggrisnya, semalam itu cuma Sumpah Pocong. Bahasa kerennya, ya pakta integritas. Kami tetap dalam pendirian, tidak terpengaruh sama sekali terhadap tekanan dari luar. RDPU kemarin adalah masukan," kata Ketua BOPI, Noor Aman, dalam jumpa pers di kantor Kemenpora, sore tadi, Jumat, 27 Maret 2015.
"BOPI tetap berpegang pada hasil verifikasi. Sampai sekarang, rekomendasi ISL belum keluar. Tadinya, mau dikeluarkan 28 Maret 2015. Namun, kami kasih toleransi lagi. Ya, mungkin 30 Maret atau 1 April 2015 sudah keluar," sambungnya.
Pihak BOPI pun berharap 7 klub yang termasuk kategori C dan D bisa memenuhi kewajiban mereka paling lambat 1 April 2015. Andai 7 klub tersebut tak bisa memenuhi, maka ISL 2015 hanya bisa diikuti oleh 11 klub saja.
"Keputusan kami itu. Kalau 11 yang layak, ya cuma itu yang ikut. Urusan 7 lainnya masuk neraka atau ke mana, sudah ranah PT Liga Indonesia dan PSSI," jelas Noor. (one)
