Sumber :
- Marco Tampubolon/VIVAnews
VIVA.co.id
- Mantan Ketua Normalisasi PSSI, Agum Gumelar, meminta semua pihak untuk tidak terlalu emosional dalam menyikapi surat FIFA yang mengancam akan menjatuhkan sanksi kepada PSSI jika diintervensi pemerintah.
Agum merasa, tindakan FIFA ini merupakan sesuatu hal yang wajar. Sebab, induk organisasi sepakbola dunia ini melihat ada peraturan yang dilanggar.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Agum merasa, tindakan FIFA ini merupakan sesuatu hal yang wajar. Sebab, induk organisasi sepakbola dunia ini melihat ada peraturan yang dilanggar.
"Ancaman FIFA jangan ditanggapi secara emosional. FIFA menganggap ada peraturan yang dilanggar. Jadi, jangan disambungkan dengan nasionalisme, jelas salah. Apalagi, dikaitkan dengan kedaulatan, itu keliru," tutur Agum dalam diskusi "Menakar Calon Ketua Umum PSSI yang Kapabel" di Gedung Serbaguna GBK, Senayan, Jakarta, Selasa 14 April 2015.
Agum juga menegaskan, sikap tegas FIFA muncul bukan karena PSSI mengadu. Melainkan karena organisasi pimpinan Sepp Blatter itu sudah melihat sesuatu yang salah.
"FIFA itu terus memantau, jadi bukan karena aduan. FIFA itu ingin semuanya sesuai aturan," ucap Agum.
Pria yang juga mantan Ketua Umum PSSI ini berharap Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, menjalin hubungan yang baik dengan PSSI. Sebab, PSSI adalah mitra pemerintah dalam membangun sepakbola.
"Harus dibina dengan semangat sportivitas dan pertemanan. Jadi jangan ada ancam mengancam," kata Agum. "Tindakan Menpora mungkin positif, tapi penerapannya jangan membunuh." (one)
![vivamore="
Baca Juga
:"]
Raul Prediksi Modric Jadi Kunci Madrid Lawan Atletico
Cantona: Spanyol Tak Pernah Juara Dunia
Legenda Milan Tak Ingin Berlusconi Pergi
[/vivamore]
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Ancaman FIFA jangan ditanggapi secara emosional. FIFA menganggap ada peraturan yang dilanggar. Jadi, jangan disambungkan dengan nasionalisme, jelas salah. Apalagi, dikaitkan dengan kedaulatan, itu keliru," tutur Agum dalam diskusi "Menakar Calon Ketua Umum PSSI yang Kapabel" di Gedung Serbaguna GBK, Senayan, Jakarta, Selasa 14 April 2015.
