Piala Presiden 2015
Jelang Lawan Mitra Kukar, Arema Soroti Kinerja Wasit
Kamis, 15 Oktober 2015 - 15:30 WIB
Sumber :
- viva.co.id / Dyah Pitaloka
VIVA.co.id
- Manajemen Arema Cronus berharap laga perebutan posisi 3 Piala Presiden 2015 dipimpin wasit yang mampu menjaga konsentrasi 90 menit penuh. Wasit juga harus memiliki fisik prima untuk terus berada di dekat bola selama laga berlangsung.
“Siapapun yang memimpin laga nanti, mudah-mudahan bisa fokus 90 menit di dalam lapangan, tanpa mendengar opini lain yang berkembang di luar lapangan,” kata Manajer Arema, Rudy Widodo, Kamis 15 Oktober 2015.
Rudy menilai mekanisme yang ditawarkan Mahaka Sport kepada klub untuk memilih dari 10 nama wasit preferensi, menjadi terobosan baru yang patut diadopsi pada kompetisi berikutnya.
Namun, selain mekanisme baru, pengetahuan dan fisik wasit juga harus terus diperbarui dan disiapkan untuk mengikuti kompetisi. Metode karantina dan penyegaran fisik bagi wasit yang sebelumnya selalu dilakukan dalam Liga ISL tidak muncul di penyelenggaraan turnamen Piala Presiden kali ini.
“Hal bagus yang bisa ditiru dari Liga adalah adanya penyegaran fisik bagi wasit, setidaknya sepekan sebelum pertandingan. Sehingga fisik dan
feeling ball
mereka tetap ada,” katanya.
Baca Juga :
Arema Rela 'Peras Otak' Demi Timnas Indonesia
“Di pertandingan sebelumnya, banyak sekali posisi wasit jauh dari bola. Kalau ada turnamen level nasional seperti ini sebaiknya ada wasit asing yang dipakai. Wasit lokal bisa belajar dari situ,” lanjutnya.
Berhentinya liga dan jarangnya memimpin pertandingan diakui Rudi bisa menyebabkan kemampuan wasit untuk memimpin pertandingan berkurang. Namun, dia optimis wasit akan tetap memiliki kualitas yang baik jika mereka bisa mengatur kemampuan diri secara profesional.
“Saya optimis wasit Indonesia bisa naik SDM-nya, tapi syaratnya harus sering melakukan penyegaran,” tutur Rudy. (one)
Halaman Selanjutnya
“Di pertandingan sebelumnya, banyak sekali posisi wasit jauh dari bola. Kalau ada turnamen level nasional seperti ini sebaiknya ada wasit asing yang dipakai. Wasit lokal bisa belajar dari situ,” lanjutnya.