- Fajar Sodiq (Solo)/VIVA.co.id
VIVA.co.id - Finalis Piala Presiden, Sriwijaya FC, mesti rela ditinggalkan dua pemain pilar mereka, T.A Musafri dan Yu Hyun-Koo karena harus kembali ke klub asalnya.
Sebab, kedua pemain tersebut hanya dipinjam oleh Laskar Wong Kito untuk tampil di Piala Presiden saja.
Pemain pengganti sangat dibutuhkan oleh Sriwijaya, karena pada 14 November 2015 mendatang mereka harus kembali bertarung dalam turnamen Piala Jenderal Sudirman gagasan Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo.
Meski begitu, rupanya tim pelatih belum bisa memutuskan siapa pemain yang akan direkrut. Benny Dollo dan kawan-kawan masih harus melakukan evaluasi terhadap para pemainnya selama tampil di Piala Presiden.
"Sejauh ini pelatih juga masih evaluasi. Untuk pemain baru nanti tunggu hasil evaluasi dari tim pelatih dulu," kata Faisal Mursyid selaku Sekretaris PT Sriwijaya Optimis Mandiri saat dihubungi VIVA.co.id.
Meski awal November akan mulai menggelar latihan perdana, namun Faisal mengaku manajemen belum bisa menentukan langkah terkait para pemain yang bergabung dengan klub lain untuk bermain di turnamen kecilan-kecilan.
Menurut pria yang juga tergabung dalam Asosiasi Provinsi PSSI Sumatera Selatan tersebut, memang ada beberapa pemainnya yang kini terbang ke Makassar guna mengikuti Habibie Cup 2015.
"Kami dapat informasi lisan ada yang ikut di Habibie Cup. Masalah ini akan kami bicarakan dengan pelatih bagaimana baiknya," tutur Faisal.
Berharap Hubungan Baik dengan PSSI Terjaga
Gelaran turnamen Piala Jenderal Sudirman kali ini sedikit memunculkan polemik. Pasalnya, PSSI selaku federasi tertinggi sepakbola di tanah air menginginkan penyelenggaraan turnamen ini dipegang oleh PT Liga Indonesia.
Akan tetapi, tentu saja hal itu tidak mudah dilakukan. Sebab, pihak TNI sudah lebih dulu mengajak Mahaka Sports and Entertainment untuk bekerja sama, karena merasa mereka sukses menggelar Piala Presiden.
Namun, karena memiliki pengalaman kurang menyenangkan dengan Mahaka, Ketua Umum PSSI agak sedikit menunjukkan resistensinya. Polemik inilah yang menurut Faisal agak mengkhawatirkan.
Dia tidak ingin PSSI sebagai induk organisasi merasa kecewa. Karena bagaimanapun, dalam turnamen nanti, tetap alan membutuhkan perangkat pertandingan seperti wasit dari PSSI.