- REUTERS/Pascal Rossignol
VIVA – Unai Emery ramai diperbincangkan. Namanya tiba-tiba muncul sebagai kandidat kuat manajer anyar Arsenal.
Padahal, sebelumnya Emery tidak pernah disebut. Malah yang dijagokan sebelumnya adalah asisten manajer Manchester City, Mikel Arteta.
Media Inggris mengklaim kalau kesepakatan antara manajemen Arsenal dengan Emery sudah tercapai. Hanya tinggal menunggu waktu pria yang mundur dari jabatan pelatih PSG itu meresmikan kontraknya dengan The Gunners.
Kabar kedatangan Emery disambut dengan berbagai macam reaksi dari fans. Ada yang setuju, tapi tidak sedikit juga yang menolak.
Sejatinya, Emery merupakan juru ramu taktik hebat. Tengok saja koleksi trofinya bersama Sevilla. Dia mengantarkan Los Rojiblancos menjuarai Liga Europa selama tiga musim berurutan, sejak 2014.
Di PSG, hanya dalam dua musim, dia sudah sukses mengemas lima gelar. Sebelumnya di Valencia, dia pun mengantarkan tim berjuluk El Che itu finis di posisi 3, tiga musim beruntun.
Memiliki sentuhan gemilang, tapi tetap saja Emery memiliki kekurangan. Salah satu yang disorot yakni sikapnya yang tidak tegas kepada pemain. Pria 46 tahun itu dikenal tidak pernah menerapkan disiplin tinggi terhadap tim.
Ketika di Valencia, dia sempat memberikan libur dua hari kepada tim usai meraih kemenangan di Liga Champions. Mereka lalu menggelar pesta mewah semalam suntuk sekaligus merayakan ulang tahun Emery. Esok harinya, banyak pemain yang tak berlatih, dan di laga berikutnya tim asal Mestalla itu kalah 0-2 dari Sevilla.
Hal serupa berulang saat di PSG. Emery hadir dalam pesta ulang tahun Neymar yang digelar hanya dua hari sebelum tampil di final Piala Prancis. Tindakan yang tidak patut, mengingat tim akan menjalani partai krusial.
Lepas dari itu, ada satu hal dari Emery yang dipercaya akan membuat manajemen Arsenal girang. Selama ini, pria kelahiran Busque tersebut dikenal tidak celamitan kepada pemilik klub untuk dibelikan pemain.
Emery lebih memilih untuk mengolah bakat yang sudah ada. Karenanya, sebelum menangani PSG, dia malah sering mengorbitkan sejumlah pemain tidak terkenal menjadi tenar dan membentuk tim yang kompak secara permainan, seperti ditulis Mirror. (one)
